KUBET – Baju buatan China membanjiri Indonesia di tengah perang tarif AS-China – ‘Kami cemas, sektor tekstil sangat rentan’

Baju buatan China membanjiri Indonesia di tengah perang tarif AS-China – ‘Kami cemas, sektor tekstil sangat rentan’

pakaian, impor, China

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Seorang pekerja di pabrik pakaian di Shandong, China, April 2025.

Perang tarif antara China dan Amerika Serikat menyebabkan banjir produk, termasuk pakaian, dari China ke Indonesia. Produk-produk yang sulit masuk ke AS akibat tarif tinggi, akan mencari pasar baru di Indonesia, yang berpotensi membanjiri pasar domestik dengan barang impor murah.

Seorang penjual produk pakaian tidur di Jakarta kepada BBC News Indonesia mengaku “cemas” setelah terjadi perang tarif antara AS-China.

Hal itu dia tekankan lantaran dirinya termasuk pebisnis menengah yang “rentan” akibat perang tarif tersebut.

“Sempat cemas karena membayangkan dampaknya ke Indonesia,” ujar Isma Savitri, penjual produk pakaian tidur merk lokal, Helopopy, kepada wartawan BBC News Indonesia, Astudestra Ajengrastri. Jumat (11/04).

Sikap serupa juga ditunjukkan Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (Apsyfi).

Menurut Ketua Umum Apasyfi, Redma Gita Wiraswasta, membanjirnya produk garmen dari China di tengah perang tarif AS-China bakal mengganggu industri dalam negeri.

Ia mengungkap banjirnya produk garmen impor ditambah naiknya tarif biaya masuk ke negara Amerika Serikat bakal memengaruhi produksi garmen dalam negeri dari hulu hingga hilir.

“Industri dalam negeri kita terserang dua kali, pertama, terserang dari barang-barang China dalam negeri, yang kedua ekspor [dari Indonesia] ke Amerika juga jadi terhambat karena kena tambahan biaya dumping,” kata Redma kepada wartawan Johanes Hutabarat yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Minggu (27/04).

Dampak buruknya, Redma memperkirakan, setidaknya 125.000 orang akan kehilangan pekerjaan di sektor produksi benang filamen saja. Benang filamen diketahui merupakan bahan baku untuk pembuatan pakaian.

tekstil, garmen, perang tarif, China, AS

Sumber gambar, Muhammad Fadli/Bloomberg via Getty Images

Keterangan gambar, Seorang buruh menarik barang berisi produk tekstil di sekitar Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah, Kamis, 13 Februari 2025.

Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, mengakui pemasalahan membanjirnya baju impor ke Indonesia di tengah perang tarif China-AS.

Meski begitu, Agus tidak menyebut secara terperinci asal barang impor tersebut.

Ia menjelaskan masalah impor pakaian jadi ini diperkeruh dengan praktik transhipment, atau pengalihan status negara asal barang guna menghindari bea masuk.

Agus mengeklaim pihaknya mendesak pemerintah tingkat daerah untuk memperketat pemberian SKA untuk barang-barang yang akan dikirim ke luar negeri guna mencegah penyalahgunaan dokumen asal barang.

Di samping itu Agus juga mengeklaim akan membantu industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri agar tidak merana di tengah ketidakpastian ekonomi.

Impor, tekstil

Sumber gambar, ANTARA

Keterangan gambar, Seorang pekerja di pabrik tekstil, Cimahi, Jawa Barat (15/04). Kementerian Perindustrian menyebut ada lonjakan impor di tengah perang tarif AS-China.

Dihubungi secara terpisah, Pengamat ekonomi Bhima Yudhistira menyebut kondisi perang tarif justru akan membuat Indonesia lebih dekat ke China.

Menurutnya, ini juga tak lepas dari kondisi Indonesia yang sebelumnya juga sudah kebanjiran produk China sebelum AS mengumumkan tarif baru biaya masuk.

“Apapun yang terjadi nanti Indonesia ini makin bergantung dengan Cina sebenarnya secara faktual,” kata Bhima kepada wartawan BBC News Indonesia, Hanna Samosir, Selasa 22/10).

“Barang China jor-joran masuk ke Indonesia”

Kekhawatiran sempat melanda Isma Savitri (38), penjual produk pakaian tidur merk lokal, Helopopy, pasca AS mengumumkan tarif baru biaya masuk barang impor ke negeri itu.

Isma tak hanya memasarkan produknya untuk pasar dalam negeri, tapi juga untuk pasar luar negeri lewat e-commerce.

“Sempat cemas karena membayangkan dampaknya ke Indonesia,” ujar Isma kepada wartawan BBC News Indonesia, Astudestra Ajengrastri. Jumat (11/04).

“Sektor tekstil dan mode kita bisa dibilang sangat rentan dipengaruhi barang China yang semakin jor-joran masuk ke Indonesia beberapa tahun terakhir ini,” tambahnya.

Ia menyebut pebisnis menengah dalam kondisi rentan karena pemerintah “belum punya kebijakan-kebijakan yang pro-kelas menengah dan UMKM”, ditambah lagi tingginya biaya admin penjualan lewat platform e-commerce.

garmen, tekstil, perang tarif AS-China, bajur impor china

Sumber gambar, Muhammad Fadli/Bloomberg via Getty Images

Keterangan gambar, Seorang buruh memproduksi pakaian olahraga di sebuah pabrik tekstil di Boyolali, Jawa Tengah, Rabu, 12 Februari 2025.

Isma menyebut dirinya pernah menemukan produk pakaian tidur asal China yang serupa dengan yang ia jual.

“Ada satu produk baju tidur yang saya jual harga Rp119.000, tapi belakangan China membuat produk serupa dengan harga Rp70.000,” ujarnya.

Meski menghadapi persaingan ketat dengan produk impor, Isma mengatakan dirinya bisa berstrategi agar produknya tidak kalah saing.

“Penting juga untuk melakukan hal yang tidak dilakukan oleh pelaku impor Cina, memakai pendekatan personal ke calon pembeli, variasi produk yang terus di-update,” katanya.

Baca juga:

Banjir barang impor dan PHK

Lewati Whatsapp dan lanjutkan membaca

Akun resmi kami di WhatsApp

Liputan mendalam BBC News Indonesia langsung di WhatsApp Anda.

Klik di sini

Akhir dari Whatsapp

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (Apsyfi), Redma Gita Wiraswasta menjelaskan salah satu hal yang berdampak dari perang tarif antara AS-China ini adalah banjir barang impor dari China.

Redma berkaca bahwa setidaknya sejak masa pemerintahan Trump sebelumnya, produk benang filamen China sempat tidak bisa masuk ke Amerika Serikat karena kebijakan anti-dumping.

Ia mencatat setidaknya sejak 2020, China mengalihkan ekspor benang filamennya termasuk ke Indonesia.

BPS menunjukkan kenaikan signifikan impor filamen artifisial sejak 2020. Pada 2020 jumlah impornya sebesar 1.191 ton. Pada 2021, impor naik menjadi 1.804 ton. Sementara pada 2022 impor kembali naik, yakni menjadi 2.676 ton.

Mayoritas impor datang dari China, yang mencapai 98,29%

Selain itu, Redma mengungkap produk dari China juga masif masuk ke Indonesia, untuk singgah dan dikirim ke AS.

Ia menjelaskan praktik ini dilakukan, agar produk mendapat cap Surat Keterangan Asal (SKA) bukan dari China, melainkan dari Indonesia, dan bisa masuk ke AS.

“Jadi kan kita kan industri dalam negerinya keserang dua kali, keserang dari barang-barang China dalam negeri, yang kedua ekspor ke Amerika juga jadi terhambat karena kena tambahan biaya dumping,” kata Redma kepada BBC News Indonesia, Sabtu (27/04).

Menurut Redma, persaingan ketat dengan barang impor berpotensi berpotensi memukul industri lokal.

Ia menjelaskan dampaknya pun bisa meluas dari sektor hilir sampai hulu rantai produksi garmen.

Redma memperkirakan bila industri filamen terpukul sekitar 125.000 orang bisa terdampak kehilangan pekerjaan.

impor, baju, China

Sumber gambar, Kompas.com

Keterangan gambar, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut mendapat keluhan dari berbagai pihak mengenai impor baju di tengah perang tarif AS-China. Praktik transhipment atau pengalihan status negara asal barang untuk menghindari bea masuk memperparah melonjakan impor.

Pemerintah akui fenomena impor pakaian di tengah perang tarif AS-China

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkap bahwa dirinya mendapat keluhan dari berbagai pihak perihal banjir baju impor di Indonesia di tengah perang tarif AS-China, seperti diberitakan Detikfinace.

Meski begitu, Agus tidak menyebut secara terperinci asal barang impor tersebut.

Ia menjelaskan masalah impor pakaian jadi ini diperkeruh dengan praktik transhipment, atau pengalihan status negara asal barang guna menghindari bea masuk.

Agus mengeklaim pihaknya mendesak pemerintah tingkat daerah untuk memperketat pemberian SKA untuk barang-barang yang akan dikirim ke luar negeri guna mencegah penyalahgunaan dokumen asal barang.

Di samping itu Agus juga mengeklaim akan membantu industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri agar tidak merana di tengah ketidakpastian ekonomi.

“Pasar domestik Indonesia sangat besar, dengan populasi mendekati 300 juta jiwa dan kebutuhan sandang yang tinggi. Oleh karena itu, melindungi industri TPT lokal berarti melindungi jutaan pekerja di dalamnya. Pemerintah juga telah menyediakan program insentif bagi industri TPT karena industri TPT adalah industri padat karya,” katanya.

impor, China

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Ilustrasi kapal kargo di pelabuhan, Qingdao, China, April 2025.

Bergantung dengan China

Ekonom dan direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut apapun hasil upaya pemerintah Indonesia dalam menegosiasikan terkait pengenaan tarif 34% untuk barang yang masuk ke AS tetap akan menguntungkan China.

Menurutnya pembebasan hambatan dagang kedua negara tak begitu saja membuat produk AS bisa masuk ke Indonesia.

Sejauh ini menurutnya hambatan impor barang dari AS hanya akan bisa terakomodir terbatas untuk sektor tertentu seperti pangan yang bisa diakomodir oleh Bulog, atau alutsista, yang memang pembeliannya melalui pemerintah.

“Jadi begitu ada pelonggaran dari sisi non-tariff measures perdagangan yang masuk adalah produk-produk lain. Yang mana yang paling siap? Yang paling siap adalah ya Cina salah satunya,” ujar Bhima kepada wartawan BBC News Indonesia, Hanna Samosir, Selasa (22/04).

Non-tariff measures adalah unsur pengaturan barang yang diperdagangkan, selain tarif, seperti standar keamanan atau kesehatan.

“Jadi artinya memang apapun yang terjadi nanti Indonesia ini makin bergantung dengan Cina sebenarnya secara faktual,” kata Bhima.

Apa yang bisa dilakukan Indonesia untuk mencegah dampak barang impor?

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (Apsyfi), Redma Gita Wiraswasta mengatakan pemerintah perlu memperhatikan sejumlah hal agar mencegah dampak masuknya barang impor ke industri nasional.

Ia mengingatkan agar pemerintah perlu mengenakan sejumlah bea masuk seperti safe guard, yang bisa digunakan untuk melindungi industri dalam negeri dari lonjakan barang impor.

Ia juga mengusulkan bea masuk anti-dumping bagi barang-barang yang masuk dari luar negeri. Bea masuk ini ditujukan untuk melindungi dari praktik dumping di mana negara pengirim menjual barang dengan harga lebih rendah ke luar negeri dibanding di dalam negeri.

Selain itu, ia juga meminta pemerintah agar memperketat penerbitan Surat Keterangan Asal barang yang akan keluar dari Indonesia.

“Kalau enggak dibenerin nanti barang-barang China banyak yang transhipment lewat Indonesia,” kata Redma.

Tinggalkan Balasan