Rahasia usus yang lebih sehat – Apa saja makanan terbaik dan terburuk untuk dikonsumsi?

Sumber gambar, Getty Images
- Penulis, Armen Nersessian
- Peranan, BBC World Service
Pernahkah Anda merasa kembung, lelah, atau tidak enak badan tanpa alasan yang jelas? Mungkin usus Anda sedang mencoba memberi tahu Anda sesuatu.
Kesehatan usus lebih dari sekadar pencernaan karena merupakan basis kekebalan, kesejahteraan mental, dan vitalitas kita secara keseluruhan.
Mikrobioma usus, yang terdiri dari triliunan bakteri dan mikroba, tumbuh subur dengan pola makan yang kaya nutrisi dan seimbang.
Namun, pilihan pola makan yang buruk dapat mengganggu ekosistem yang rapuh ini, sekaligus meningkatkan potensi masalah pencernaan, peradangan, dan penyakit kronis.

Sumber gambar, Getty Images
Julie McDonald adalah dosen senior di Pusat Biologi Resistensi Bakteri di Imperial College London. Dia menyebut ketidakseimbangan usus dapat terwujud dalam banyak cara, tidak hanya melalui gejala pencernaan.
Akhir dari Paling banyak dibaca
Mikrobioma usus setiap orang berbeda-beda. Artinya, beberapa orang memiliki sistem pencernaan yang tangguh secara alami, sedangkan orang yang lain lebih rentan terhadap gangguan pencernaan.
Genetika, lingkungan, pola makan, dan bahkan faktor-faktor di awal kehidupan, seperti apakah seseorang dilahirkan melalui operasi caesar atau persalinan normal, berperan dalam membentuk kesehatan usus.
Sifat unik mikrobioma usus manusia ini menghadirkan tantangan bagi para peneliti.
Meskipun para ilmuwan mampu mengidentifikasi kelompok inti bakteri yang bermanfaat, pakar kesehatan belum dapat menentukan mikroba yang memicu penyakit.
Anda adalah apa yang Anda makan
Liputan mendalam BBC News Indonesia langsung di WhatsApp Anda.
Klik di sini
Akhir dari Whatsapp
“Pilihan makanan memiliki efek mendalam pada keragaman mikrobioma usus,” kata Benjamin Mullish, peneliti klinis sekaligus fisikawan di Imperial College London.
“Dalam penelitian, kami melihat bahwa perubahan pola makan, seperti mengurangi asupan daging atau meningkatkan serat, dapat memicu perubahan signifikan pada bakteri usus,” tuturnya.
Benjamin bilang, penelitian mereka menunjukkan bahwa produk susu fermentasi, seperti yogurt dan kefir, dapat mendorong pertumbuhan bakteri bermanfaat, antara lain lactobacillus dan bifidobacterium. Situasi itu terjadi bahkan tanpa peningkatan keragaman mikrobioma di dalam tubuh secara keseluruhan.
Namun, pola makan bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi kesehatan usus.
Faktor-faktor penting lainnya yang turut memberi pengaruh, antara lain:
- Tidur dan stres: kurang tidur dan stres kronis berdampak negatif pada kesehatan usus.
- Olahraga: aktivitas fisik meningkatkan mikrobioma yang sehat.
- Antibiotik: penggunaan antibiotik yang berlebihan dalam pengobatan dan dalam produk pertanian dapat mengganggu bakteri usus dan meningkatkan resistensi antimikroba.
Sebuah penelitian di Jepang baru-baru ini menemukan bahwa mengonsumsi lebih banyak kacang-kacangan dan sayuran dapat menurunkan stres. Pola konsumsi ini meningkatkan bakteri usus yang bermanfaat.
Riset itu melibatkan sekitar 1.000 orang dewasa yang sehat, sebagian besar perempuan. Para penelitinya menyimpulkan, pola makan yang kaya nutrisi bermanfaat, seperti probiotik dan makanan kaya serat, dapat membantu memperbanyak bakteri lachnospira, yang sangat penting untuk menjaga kesehatan dan integritas usus.
Benjamin Mullish juga menekankan hubungan antara usus dan otak. “Saraf vagus menghubungkan otak dan usus, dan neurotransmiter, seperti serotonin dan dopamin, berasal dari usus,” ujarnya.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa kesehatan usus dapat memengaruhi perilaku, tingkat stres, dan bahkan kesejahteraan mental,” kata Benjamin.
Makanan terbaik untuk usus yang sehat
Makanan fermentasi mengandung probiotik alias bakteri hidup yang dapat membantu menyeimbangkan mikrobioma usus.
Berbagai penelitian menunjukkan, mengonsumsi makanan kaya probiotik dapat meningkatkan pencernaan, mengurangi kembung, dan mendukung kekebalan tubuh.
Makanan fermentasi yang populer meliputi:
- Yogurt (dengan bakteri hidup dan aktif)
- Kefir: minuman olahan susu yang terbuat dari susu (sapi, kambing, atau domba) dan biji kefir (campuran kultur bakteri dan ragi)
- Asinan kubis yang difermentasi yang dibuat dengan irisan kubis dan garam
- Kimchi: hidangan Korea yang terbuat dari kubis jenis napa, lobak, bawang putih, jahe, cabai, saus ikan, dan garam
- Miso: pasta Jepang yang terbuat dari kacang kedelai, garam, dan koji (bakteri jamur, sering kali berasal dari beras atau jelai)
- Tempe: produk Indonesia yang padat dan kaya protein yang terbuat dari kacang kedelai utuh dan kultur jamur Rhizopus
- Adakah sumber lainnya? Kombucha (di seluruh dunia), Dosa (India), dan Natto (Jepang)
Tips: Mulailah dengan porsi kecil, jika Anda baru mengenal makanan fermentasi, untuk menghindari ketidaknyamanan pencernaan.

Sumber gambar, Getty Images
Serat bertindak sebagai prebiotik, memberi makan bakteri usus yang bermanfaat, seperti yang ditemukan dalam makanan probiotik, dan meningkatkan keteraturan pencernaan.
Beragam penelitian menunjukkan, pola makan yang kaya serat dapat menurunkan risiko penyakit gastrointestinal dan mendukung manajemen berat badan.
Makanan berserat tinggi meliputi:
- biji-bijian utuh (seperti gandum, quinoa, beras merah)
- kacang-kacangan (seperti lentil, buncis, kacang hitam)
- buah-buahan (seperti apel, pisang, beri)
- sayuran (seperti brokoli, wortel, artichoke)
- biji-bijian (seperti almond, biji rami, biji chia)
Tips: Tingkatkan asupan serat secara bertahap untuk mencegah kembung atau ketidaknyamanan. Minum banyak air untuk membantu pencernaan.

Sumber gambar, Getty Images
Polifenol adalah senyawa tanaman dengan sifat antioksidan yang meningkatkan keragaman mikrobioma usus dan mengurangi peradangan.
Sumbernya meliputi:
- cokelat hitam (minimal 70% kakao)
- teh hijau
- berbagai jenis buah beri
- minyak zaitun
Tips: Memadukan makanan kaya polifenol dengan lemak sehat (seperti alpukat atau kacang-kacangan) dapat meningkatkan penyerapan.
Kaldu tulang kaya akan kolagen dan asam amino seperti glutamin, yang dapat membantu menjaga integritas lapisan usus dan mengurangi peradangan.
Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan manfaat ini.
Tips: Gunakan dalam sup atau santaplah kaldu tulang begitu saja
Makanan terburuk untuk kesehatan usus
Makanan olahan ultra biasanya mengandung bahan tambahan buatan, pengawet, dan pengemulsi yang dapat mengubah komposisi bakteri usus dan menyebabkan peradangan.
Contoh umum meliputi:
- camilan kemasan (keripik, kerupuk, mie instan)
- daging olahan (hot dog, sosis, bacon, daging olahan)
- sereal manis
- makanan siap saji
Tips: pilih camilan yang diproses minimal seperti kacang-kacangan, buah-buahan, atau granola buatan sendiri.
Pemanis buatan tertentu, seperti aspartam dan sakarin, telah dikaitkan dengan perubahan negatif pada bakteri usus dan metabolisme glukosa.
Pemanis buatan sering ditemukan dalam:
- Soda diet
- Permen karet bebas gula
- Camilan rendah kalori
Tips: Pilihlah alternatif pemanis alami, seperti stevia atau buah lo han guo.

Sumber gambar, Getty Images
Pola makan tinggi gula mendorong pertumbuhan bakteri usus yang berbahaya dan peradangan, sekaligus mengurangi bakteri yang bermanfaat. Makanan yang mengandung gula rafinasi tinggi meliputi:
- kue kering dan kue
- roti putih dan pasta
- minuman manis (soda, minuman berenergi, jus buah)
Tips: Puaskan keinginan makan manis dengan buah utuh atau coklat hitam.
Semua minuman beralkohol dapat berdampak negatif pada usus. Minuman ini mengganggu pola tidur, memengaruhi kesehatan mental, dan mengubah komposisi mikrobiota usus.
Meskipun anggur merah kaya akan polifenol, konsultan ahli gizi Kirsten Jackson berkata bahwa anggapan “anggur merah baik untuk kesehatan usus” adalah menyesatkan. Alasannya, kata dia, karena manfaat apa pun dari anggur merah pada akhirnya akan kalah oleh kandungan alkohol.
Tips: Minumlah secukupnya dan padukan dengan makanan yang baik untuk usus.
Pola makan yang tinggi daging merah dan olahan telah dikaitkan dengan ketidakseimbangan mikrobioma usus dan peningkatan risiko kanker kolorektal.
Pertimbangkan untuk membatasi asupan dan memilih protein rendah lemak seperti ikan, unggas, atau alternatif nabati.
Tips: Cobalah hari-hari tanpa daging untuk membantu mengurangi konsumsi Anda secara bertahap.
Perubahan kecil, dampak besar
Julie McDonald menekankan, meningkatkan asupan serat makanan adalah salah satu cara paling sederhana untuk meningkatkan kesehatan usus.
“Serat menutrisi mikroba yang bermanfaat, meningkatkan kesehatan pencernaan dan kekebalan tubuh.”
Adapun ahli gizi Kirsten Jackson menyarankan untuk menerapkan pola makan nabati yang beragam, dengan setidaknya 30 gram serat setiap hari.
Pola makan ini harus mencakup biji-bijian utuh, kacang-kacangan, biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran untuk menutrisi mikroba usus dan mencegah sembelit.
Tips singkat untuk usus yang lebih sehat:
- tingkatkan keragaman makanan (makan berbagai jenis makanan nabati)
- gabungkan probiotik (yogurt, kefir) dengan prebiotik (makanan kaya serat)
- tetap terhidrasi untuk membantu pencernaan
- kurangi stres dengan meditasi, olahraga, dan tidur
- batasi penggunaan antibiotik kecuali jika diperlukan secara medis
Jackson mengatakan, perubahan pola makan yang kecil dan konsisten lebih berkelanjutan daripada perubahan drastis.
Menetapkan tujuan yang kecil dan dapat dicapai setiap minggu dapat menjadi pendekatan yang lebih efektif untuk kesehatan usus jangka panjang.
Dengan membuat pilihan pola makan dan gaya hidup yang cermat, Jackson menyebut Anda dapat mendukung pencernaan, meningkatkan kekebalan tubuh, dan bahkan meningkatkan kesejahteraan mental, selangkah demi selangkah.