KUBET – Dokter Italia jadi penjelajah waktu akibat kerusakan otak

Dokter Italia jadi penjelajah waktu akibat kerusakan otak

Pierdante Piccioni tertawa saat sesi foto untuk serial TV RAI, "Doc – Nelle tue mani" di Festival Series Mania, Lille, Prancis, 21 Maret 2022.

Sumber gambar, Sylvain Lefevre / Getty Images

Keterangan gambar, Hilang ingatan akibat kecelakaan mobil membuat Pierdante Piccioni menjadi semacam penjelajah waktu.

    • Penulis, Jo Fidgen, Edgar Madicott
    • Peranan, Lives Less Ordinary, BBC World Service
    • Penulis, Andrew Webb
    • Peranan, BBC World Service

Tiba-tiba saja dokter Pierdante Piccioni menjadi penjelajah waktu. 12 tahun kehidupannya lenyap dari ingatan setelah menderita kerusakan otak akibat kecelakaan mobil pada 2013.

Ketika siuman di rumah sakit, pria itu mengira masih hidup pada 2001. Ia tidak bisa mengenali istrinya atau putra-putranya yang sudah dewasa.

Hilang ingatan ini membuat Pierdante—atau Pier, sapaan akrabnya—tidak bisa melakukan praktik kedokteran. Dalam keadaan syok, ia pun berupaya mencari tahu siapa dirinya.

Melalui penelusuran ribuan email, ia menemukan sisi gelapnya.

Kisah luar biasa ini menjadi inspirasi serial TV Italia tentang seorang dokter muda yang tertembak dan kehilangan 12 tahun ingatannya, seperti Pier.

Aktor Pierpaolo Spollon (kanan) memegang poster karakter TV RAI yang diperankannya di depan wajah Pierdante Piccioni. Sementara itu, Piccioni melenturkan lengan dan mengepalkan tangan seolah menunjukkan kekuatan. Momen ini diabadikan di Festival Series Mania, Lille, Prancis, pada 21 Maret 2022.

Sumber gambar, Sylvain Lefevre / Getty Images

Keterangan gambar, Pier Piccioni menjadi inspirasi serial TV Italia Doc – Nelle tue mani. Di foto ini, terlihat Pierpaolo Spollon, pemeran serial tersebut, menutupi wajah Piccioni dengan foto karakter TV yang ia perankan.

Pier terbangun dari koma pada 31 Mei 2013.

Ia terbaring di tempat tidur UGD rumah sakit yang dipimpinnya di Kota Lodi, Italia.

“Hal pertama yang saya lihat adalah cahaya putih—yang ternyata adalah cahaya dari ruang gawat darurat. Saya koma sekitar enam jam dan ketika bangun, hanya mata rekan-rekan saya yang terlihat.”

“Mereka bertanya, ‘Tanggal berapa hari ini?’. Saya berpikir selama lima atau enam detik, lalu menjawab, ’25 Oktober 2001′.”

Tatapan Pier tertuju kepada rekannya yang sedang mengetik di iPad, perangkat yang belum ada pada 2001.

Pada tahun itu, sebagian ponsel hanya bisa menelepon, mengirim pesan teks, dan menerima informasi berita sederhana.

Koleksi ponsel dari awal tahun 2000-an.

Sumber gambar, Roman Mykhalchuk / Getty Images

Keterangan gambar, Pier hanya bisa mengingat ponsel keluaran tahun 2001 yang terbatas pada pencarian situs dasar, panggilan telepon, dan pengiriman SMS.

Perubahan teknologi bukanlah kabar paling mengejutkan bagi Pier.

Rekannya menawarkan untuk memanggil istrinya ke UGD. Pier tidak sabar ingin bertemu dengan pasangannya itu.

Namun, sosok perempuan yang masuk ke ruangan terlihat sedikit berbeda. Di mata Pier, perempuan itu terlihat mirip dengan istrinya tetapi dengan wajah penuh kerutan.

“Di ingatan saya, istri saya masih 12 tahun lebih muda,” tuturnya.

Tampilan layar utama iPad yang menunjukkan berbagai aplikasi pada 6 Juni 2014.

Sumber gambar, Peter Macdiarmid / Getty Images

Keterangan gambar, Ketika Pier terbangun dari koma singkatnya, staf medis mengajukan pertanyaan dengan menggunakan tablet—sebuah perangkat yang asing baginya.

Pier juga harus menerima kenyataan bahwa anak-anaknya sudah tumbuh dewasa.

“Saya bertanya kepada mereka, ‘Siapa kalian? Mana anak-anak saya?’ Karena saya tidak percaya [mereka] adalah putra-putra saya.”

Istrinya kemudian menyampaikan kabar duka: ibu Pier meninggal tiga tahun sebelumnya. Padahal, di benak Pier, ibunya masih sehat walafiat.

Pangeran kegelapan

Tidak lama kemudian, Pier mulai menelusuri bukti-bukti dari apa yang terjadi selama periode 12 tahun yang terhapus dari ingatannya.

Ia terkejut saat mengetahui bahwa kepribadiannya tidak selalu menyenangkan.

“Saya bertanya kepada teman-teman, kolega, dan istri saya, pria macam apa saya ini. Apakah saya orang baik atau jahat?”

“Kolega saya memberi tahu bahwa saat saya menjadi kepala departemen gawat darurat dan membawahi sekitar 230 orang… julukan saya adalah ‘Pangeran Kegelapan’,” ujarnya.

Pierdante Piccioni saat diwawancara Stefania Berbenni, seorang penulis untuk acara Panorama d'Italia, di Pavia, Italia pada 19 Mei 2017.

Sumber gambar, Ada Masella / Mondadori Portfolio via Getty Images

Keterangan gambar, Pier sebelumnya sudah dikenal sebagai dokter. Peristiwa hilang ingatan selama 12 tahun membuatnya lebih tenar lagi.

Mustahil bagi Pier—yang disapa “Doc” di tempat kerja—untuk memercayai hal ini. Ia tidak pernah membayangkan dirinya sebagai orang yang tidak baik.

“Mereka bilang, ‘Kamu sangat, sangat gelap. Kamu sangat kuat… tapi terlalu keras kepada orang lain.'”

Tahun-tahun yang hilang dan pencarian jati diri

Pier mempelajari bagaimana dunia telah berubah selama tahun-tahun yang hilang dari ingatannya.

Pada saat yang sama, ia mencari jati dirinya yang sebenarnya melalui korespondensi.

“Saya membaca semua email—lebih dari 76.000—untuk mencoba memahami siapa saya ini… Di beberapa email, saya harus [mengakui] bahwa ada sosok yang buruk, pemimpin yang jahat, orang yang kaku,” ujarnya.

Apa yang dikatakan rekan-rekannya terbukti benar.

“Saya sangat, sangat sedih ketika membaca email-email itu,” imbuhnya.

Presiden Barack Obama dan Ibu Negara Michelle Obama tersenyum saat berjalan di parade pelantikan setelah dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-44 pada 20 Januari 2009.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Ketika diperlihatkan foto Barack Obama, ia tidak percaya seorang Afrika-Amerika menjadi presiden AS pada tahun 2009.

Pier pun memutuskan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

“Saya mulai menulis buku harian setiap hari. Saya menuliskan apa yang saya rasakan—hal-hal penting atau [hal-hal] biasa dari hari atau hidup saya,” kenangnya.

Para pemain Italia merayakan saat Fabio Cannavaro mengangkat trofi Piala Dunia, setelah memenangkan adu penalti melawan Prancis di final Piala Dunia FIFA di Stadion Olimpik Berlin, Jerman, pada 9 Juli 2006.

Sumber gambar, Shaun Botterill / Getty Images

Keterangan gambar, Sejak terbangun dari koma pada tahun 2013, Pier tidak pernah bisa mengingat kemenangan Italia atas Prancis di Piala Dunia sepak bola 2006.

“Saya adalah orang yang salah yang hidup pada waktu yang salah,” tutur Pier.

“Saya seperti orang asing di dunia yang tidak saya pahami. Saya merasa sendirian. [Saya merasa seolah-olah] tidak ada yang memahami saya.”

Kandidat Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, menghadiri 'Maurizio Costanzo Show'—sebuah program bincang-bincang populer di saluran TV Berlusconi, Canale 5 (bagian dari grup Mediaset)—pada 11 Mei 2001. Ini adalah penampilan publik terakhirnya dalam kampanye pemilihan umum 2001.

Sumber gambar, Franco Origlia / Getty Images

Keterangan gambar, Pada akhir tahun 2001, Silvio Berlusconi baru saja terpilih sebagai Perdana Menteri Italia. Namun, saat Pier terbangun dari koma dengan amnesia pada tahun 2013, Berlusconi telah menyelesaikan masa jabatan ketiganya.

Pier memasuki masa-masa sulit.

“Saya merasa sendirian untuk waktu yang lama. Mama saya meninggal, dan anak-anak saya [rasanya seperti] meninggal juga,” ujarnya.

Seorang petugas penyelamat di antara puing-puing World Trade Center New York menyusul serangan 11 September 2001, ketika dua pesawat ditabrakkan ke Menara Kembar kota tersebut, menghancurkan bangunan ikonik itu—jumlah korban tewas resmi dari insiden tersebut di seluruh AS pada hari itu adalah 2.977 jiwa ditambah 19 penyerang.

Sumber gambar, Universal History Archive via Getty Images

Keterangan gambar, Kecelakaan mobil yang dialami Pier pada tahun 2001 terjadi sebulan setelah serangan 11 September di AS.

“Saya merasa tidak ada gunanya untuk terus hidup? Saya sempat berpikir untuk bunuh diri saat itu, karena dunia ini [tidak terasa seperti] dunia saya.”

Namun, Pier menemukan cara untuk mengangkat dirinya dari pikiran-pikiran negatif.

Jatuh cinta lagi

Sebelum kecelakaan yang merenggut 12 tahun ingatannya, Pier bekerja 15 hingga 16 jam sehari.

Menurut sang istri, Pier bahkan nyaris tidak pernah pulang setelah menjabat sebagai kepala UGD.

“Dia bilang, ‘Saya tidak tahu apakah kamu punya pacar atau mungkin lebih dari satu… karena kamu [sangat] gila kerja’,” kata Pier.

Baca juga:

Pier memutuskan untuk kembali menghidupkan perannya sebagai seorang suami. Ia menyadari bahwa dirinya jatuh cinta lagi kepada istrinya setelah terbangun dari koma singkatnya.

“Ketika istri saya berbalik [untuk keluar ruangan], saya menatapnya [dari belakang]. Saya merasa jatuh cinta. Itu, wah, menyenangkan sekali.”

Menurutnya, istrinya tidak terasa seperti orang yang sama dengan yang ia ingat.

“Saya mungkin satu-satunya laki-laki yang bisa mengatakan: ‘Saya telah mengkhianati istri saya dengan istri saya sendiri’. Karena ia adalah orang yang berbeda dan saya jatuh cinta [lagi] padanya.”

Aktor Pierpaolo Spollon (kanan) mengangkat poster yang menampilkan karakter TV-nya, yang terinspirasi dari Pierdante Piccioni (kiri), di Festival Series Mania, Lille, Prancis, pada 21 Maret 2022.

Sumber gambar, Sylvain Lefevre / Getty Images

Keterangan gambar, Pier membuka lembaran baru kehidupan setelah kecelakaan yang menimpanya

Realita baru Pier kini cerah dan penuh harapan.

“Saya bangga bukan hanya karena [perjalanan] pribadi saya, tapi… untuk menciptakan kenangan baru yang indah di seluruh dunia.”

“Ini adalah mantra saya.”

Pierdante Piccioni berdiri sendiri saat sesi foto untuk serial TV Italia RAI, "Doc - Nelle tue mani" (Doc - In your hands), dalam Festival Series Mania, Lille, Prancis, pada 21 Maret 2022. Serial ini dikenal sebagai "Doc" di negara-negara berbahasa Inggris dan telah tayang di jaringan SBS Australia.

Sumber gambar, Sylvain Lefevre / Getty Images

Keterangan gambar, Pierdante Piccioni kembali jatuh cinta dengan istrinya sendiri

Anda bisa mendengarkan wawancara Pierdante Piccioni di siniar BBC, Lives Less Ordinary

Tinggalkan Balasan