Kisah ‘arsitek Tuhan’: Vatikan buka jalan bagi Antoni Gaudí sebagai santo agama Katolik

Sumber gambar, Getty Images
- Penulis, Hafsa Khalil
- Peranan,
Vatikan telah membuka jalan yang berpotensi menjadikan arsitek Spanyol, Antoni Gaudí, sebagai santo agama Katolik.
Gaudí—yang dijuluki sebagian orang sebagai “arsitek Tuhan”—adalah perancang salah satu tempat keagamaan dan objek wisata paling terkenal di Spanyol, yaitu Basilika Sagrada Familia.
Meski belum rampung dibuat, Basilika Sagrada Familia telah dimasukkan dalam daftar Warisan Dunia Unesco, bersama dengan beberapa karya Gaudí lainnya dan ditahbiskan oleh Paus Benediktus XVI pada 2010.
Paus Fransiskus telah mengesahkan sebuah dekrit pada Senin (14/04), yang menyatakan arsitek kelahiran Catalonia itu punya “kebajikan heroik” dan “terhormat”.
Itu adalah langkah awal untuk menjadikan seseorang yang telah meninggal dunia menjadi santo atau orang suci dalam Gereja Katolik.
Akhir dari Paling banyak dibaca

Sumber gambar, Getty Images
Tahapan menjadi santo
Perkembangan ini menjadi babak terbaru dalam usaha yang telah berlangsung puluhan tahun untuk mengakui Gaudí, seorang penganut Katolik yang saleh, sebagai santo.
Uskup Agung Barcelona, Kardinal Juan Jose Omella, menyebut berita itu sebagai “kegembiraan”.
“Ini adalah pengakuan bukan hanya atas karya arsitekturnya tetapi sesuatu yang lebih penting,” ucapnya seperti dikutip kantor berita AFP.
Kardinal kemudian melanjutkan: “Ia berkata bahwa Anda… di tengah kesulitan hidup, di tengah pekerjaan, di tengah rasa sakit, di tengah penderitaan, ditakdirkan menjadi orang suci”.

BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.
Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

Untuk dinyatakan sebagai santo, tahap selanjutnya adalah beatifikasi.
Beatifikasi adalah kategori yang diperuntukkan bagi para martir, mereka yang dianggap telah menjalani kehidupan dengan nilai-nilai heroik.
Dalam kasus Gaudí, yang meninggal pada 1926 akibat tertabrak trem saat berjalan ke gereja, Vatikan kemungkinan akan meminta bukti mukjizat.
Sebelum seseorang menjadi santo atau santa, harus ada setidaknya dua mukjizat terkait orang yang bersangkutan setelah dia meninggal dunia.

Sumber gambar, Getty Images
Liputan mendalam BBC News Indonesia langsung di WhatsApp Anda.
Klik di sini
Akhir dari Whatsapp
Ada sejumlah langkah yang diperlukan bagi seseorang untuk menjadi santo atau santa di Gereja Katolik, berikut di antaranya:
1) Masa tunggu
Proses untuk menjadikan seseorang sebagai santo biasanya tidak dapat dimulai hingga setidaknya lima tahun setelah kematian mereka. Tetapi masa tunggu ini, dalam beberapa keadaan, dapat dicabut oleh Paus.
2) Menjadi ‘hamba Tuhan’
Sebuah penyelidikan kemudian dilakukan untuk memeriksa apakah orang tersebut menjalani hidup mereka secara kudus. Bukti dikumpulkan, dan jika kasus diterima individu tersebut disebut “hamba Tuhan”.
3) Bukti ‘kebajikan heroik’
Departemen yang membuat rekomendasi kepada Paus tentang santo kemudian meneliti buktinya.
Jika kasusnya disetujui, itu diteruskan ke Paus yang memutuskan apakah orang tersebut menjalani kehidupan “kebajikan heroik”. Jika demikian, mereka bisa disebut “terhormat”.
4) Verifikasi mukjizat
Tahap selanjutnya, beatifikasi, yang membutuhkan mukjizat terkait dengan doa yang dibuat untuk calon santo setelah kematian mereka.
Mukjizat itu perlu “diverifikasi” dengan bukti sebelum diterima. Setelah beatifikasi, calon diberi gelar “diberkati”.
5) Kanonisasi
Ini adalah langkah terakhir seseorang yang telah meninggal dijadikan santo. Untuk mencapai tahap ini, biasanya dibutuhkan bukti mukjizat lain yang berkaitan individu yang bersangkutan.
Siapa Antoni Gaudí?
Gaudí lahir di Catalonia pada 1852 dari sebuah keluarga kaya dan serba berkecukupan.
Pada saat ia lulus dari jurusan arsitektur Universitas Barcelona, dia mulai merumuskan gaya visualnya sendiri, yang terinspirasi oleh gambar-gambar bangunan pra-Islam dari delta Sungai Nil.
Legenda menyebut bahwa ketika Dekan Fakultas Arsitektur Universitas Barcelona, Elies Rogent, memberikan gelar sarjana kepada Gaudí, ia berkata dirinya tak tahu apakah ia memberikannya kepada seorang jenius atau orang gila.

Sumber gambar, Getty Images
Sepanjang hidupnya, Gaudí peduli dengan kesejahteraan pekerja. Ia membantu merancang Colonia Guell yang progresif, sebuah komunitas pekerja di sekitar pabrik.
Di sana, mereka juga memiliki rumah sakit, sekolah, serta stadion sepak bola pertama di Spanyol.
Setelah Gaudí mulai mengerjakan Sagrada Familia pada 1883, dia membangun sekolah untuk anak-anak pekerja dan umat paroki.
Ia memilih hal yang kontroversial untuk proyek tersebut karena dia sendiri bukan seorang Katolik yang taat. Namun, hal tersebut mulai berubah saat basilika monumental itu perlahan terbentuk.
Seorang jurnalis bernama Joseph Maria Tarragona yakin bahwa saat Gaudí sedang mengerjakan fasad kelahiran Yesus yang penuh kegembiraan, sang arsitek “melihat pribadi Yesus Kristus”.
Perlahan Gaudi berubah menjadi seorang petapa. Saat makan siang, Gaudí hanya mengonsumsi beberapa lembar daun selada yang dicelupkan ke dalam susu.
Saat berusia awal 40-an tahun, dia hampir meninggal karena berpuasa selama masa Prapaskah. Dia baru mulai makan lagi ketika seorang pastor mengingatkannya tentang misinya membangun basilika.
Gaudí telah mengabdikan lebih dari empat dekade hidupnya untuk membangun basilika tersebut. Dia bahkan menolak tawaramn kontrak yang menguntungkan di Paris dan New York.
Kala proyek itu terancam kehabisan uang, dia dengan panik mengumpulkan sumbangan untuk mempertahankan tim kecil perajin yang bekerja di lokasi tersebut.

Sumber gambar, Getty Images
Gaudí tidak pernah menikah, meskipun itu tidak ada hubungannya dengan agamanya, kata Tarragona. Ia hanya kurang beruntung dalam hal cinta.
Beberapa bulan terakhirnya hidupnya dihabiskan untuk bekerja, tinggal di sebelah bengkelnya di dalam gereja.
Ketika dia tertabrak trem pada Juni 1926, dia sedang dalam perjalanan ke gereja untuk mengaku dosa. Awalnya orang mengira bahwa pria kurus kering dengan pakaian lusuh itu adalah seorang pengemis.
Gaudí meninggal tiga hari kemudian dan mewariskan sisa uangnya kepada basilika.
Mengapa sulit menjadikan Gaudí sebagai santo?
Gaudí tidak meninggal sebagai martir. Padahal, sebelum seseorang dibeatifikasi, Vatikan mensyaratkan bukti adanya mukjizat setelah orang itu wafat.
“Masalahnya adalah Gaudí belum pernah membuat mukjizat,” kata Tarragona.
“Jika tidak ada mukjizat, semuanya berjalan lambat.”
Setelah Gaudí dinyatakan layak dihormati, langkah selanjutnya adalah beatifikasi—tetapi bagaimana dengan mukjizat yang sulit dipahami itu?
Uskup Agung Barcelona, Lluis Martinez Sistach, mengeklaim mukjizat telah terjadi.
“Sejak 1882 hingga sekarang tidak ada kecelakaan serius di antara para pekerja bangunan yang bekerja di tempat yang sangat tinggi itu atau di antara jutaan kuil yang sedang dibangun,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa Sagrada Familia telah menjadi tempat terjadinya beberapa perubahan tak terduga di antara kelompok perajin internasional yang telah bekerja di bangunan tersebut.
Namun yang sebenarnya dicari oleh komite pro-beatifikasi adalah penyembuhan medis—yang membuat para dokter tercengang.

Sumber gambar, Thinkstock
Beberapa kasus nyaris disebut mukjizat.
Kasus pertama terungkap sekitar lima tahun lalu, ketika seorang perempuan dengan retina yang berlubang mendapatkan kembali penglihatannya.
Ia adalah seorang seniman dari kota asal Gaudí, Reus. Perempuan itu berkata bahwa ia telah berdoa memohon pertolongan dari Gaudí.
Dokter mata yang menanganinya mengatakan bahwa pemulihannya benar-benar luar biasa, tapi beberapa pakar internasional kurang terkesan.
Kasus kedua menyangkut seorang pria dengan tumor di kakinya, yang pulih di rumah sakit tanpa operasi.
Tetapi, sekali lagi, terdapat beberapa perbedaan pendapat di antara para dokter—sebagian menganggap hal itu lebih luar biasa dan sebagian lagi tidak.
Sementara itu, Jose Manuel Almuzara mengira bahwa dia mungkin menjadi saksi mukjizat itu.
Seorang teman arsiteknya mengidap kanker dan setelah mereka berdua berdoa kepada Gaudí untuk memohon kesembuhan, kondisi pria itu membaik.
“Kasus ini sempat diajukan ke Takhta Suci sebagai kemungkinan mukjizat dan mereka menyerahkannya kepada para ahli medis,” ujar Almuzara.
“Para dokter mengatakan kami harus menunggu selama lima tahun untuk memastikan kankernya tidak kambuh—tetapi setelah tiga tahun kambuh lagi dan dia meninggal.”