KUBET – Paus Fransiskus wafat – Perjalanan hidup Paus tradisional dari Amerika Latin yang mengubah Gereja Katolik

Paus Fransiskus wafat – Perjalanan hidup Paus tradisional dari Amerika Latin yang mengubah Gereja Katolik

Paus Fransiskus

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Paus Fransiskus memimpin audiensi mingguan umumnya di Lapangan Santo Petrus pada tanggal 30 Oktober 2019 di Kota Vatikan,

Paus Gereja Katolik ke-266, Paus Fransiskus wafat pada Senin Paskah di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan, Senin (21/04). Ia berusia 88 tahun.

Di bawah kepemimpinannya, Paus dengan nama lahir Jorge Mario Bergoglio ini telah menorehkan banyak hal baru. Kendati memperkenalkan reformasi pada Gereja Katolik, dia tetap populer di kalangan tradisionalis.

Paus Fransiskus adalah paus pertama dari Benua Amerika atau Belahan Bumi Selatan. Sejak wafatnya Paus Gregorius III yang lahir di Suriah pada tahun 741, tidak ada Uskup Roma non-Eropa.

Dia juga menjadi paus pertama dari ordo Yesuit yang terpilih menjadi takhta Santo Petrus—Yesuit secara historis dipandang dengan kecurigaan oleh Roma.

Pendahulu Fransiskus, Benediktus XVI, adalah paus pertama yang mengundurkan diri secara sukarela setelah hampir 600 tahun, dan selama hampir satu dekade, Taman Vatikan menjadi tempat dua paus.

Sebagai kardinal dari Argentina, ia sudah berusia sekitar 70 tahun ketika menjadi Paus pada 2013. Padahal, banyak umat Katolik berasumsi bahwa paus baru akan berusia lebih muda.

Paus Fransiskus tersenyum saat melambaikan tangan kanannya.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Paus Fransiskus tersenyum saat melambaikan tangan kanannya.

Bergoglio telah menampilkan dirinya sebagai sosok yang bisa berkompromi.

Di satu sisi, dia menarik bagi kaum konservatif dengan pandangan ortodoks tentang masalah seksual.

Di sisi lain, dia menarik perhatian para reformis dengan sikap liberalnya terhadap keadilan sosial.

Latar belakangnya yang tidak ortodoks diharapkan dapat membantu menyegarkan Vatikan dan menghidupkan kembali misi sucinya.

Namun di dalam birokrasi Vatikan, beberapa upaya reformasi Fransiskus mendapat perlawanan, dan pendahulunya, yang meninggal pada 2022, tetap populer di kalangan tradisionalis.

Paus Fransiskus tersenyum dan melambaikan tangan kanannya

Sumber gambar, EPA

Bertekad menjadi berbeda

Sejak proses pemilihan paus, Fransiskus telah menunjukkan bahwa dirinya akan melakukan hal-hal dengan cara yang berbeda.

Ia menerima kardinalnya secara informal dan berdiri—bukannya duduk di takhta paus.

Pada 13 Maret 2013, Paus Fransiskus muncul di balkon yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus.

garis

BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

garis

Dengan pakaian putih sederhana, ia menyandang nama baru yang merupakan penghormatan terhadap Santo Fransiskus dari Assisi, seorang imam dan pencinta hewan pada abad ke-13.

Fransiskus bertekad untuk mengutamakan kerendahan hati daripada kemewahan dan kemegahan.

Ia menolak mobil limusin paus dan bersikeras berbagi bus dengan kardinal lainnya untuk pulang.

Paus Fransiskus menetapkan misi moral bagi umatnya yang berjumlah 1,2 miliar orang.

“Oh, betapa saya menginginkan Gereja yang miskin, dan untuk orang miskin,” katanya.

Jorge Mario Bergoglio

Sumber gambar, Keluarga Bergoglio

Keterangan gambar, Jorge Mario Bergoglio saat masih bersekolah di Buenos Aires pada 1940-an.

Jorge Mario Bergoglio lahir di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936—anak tertua dari lima bersaudara.

Orang tuanya melarikan diri dari Italia untuk menghindari fasisme pada Perang Dunia Kedua.

Ia gemar menari tango dan menjadi pendukung klub sepak bola lokal, San Lorenzo.

Paus Fransiskus adalah penggemar berat San Lorenzo, sebuah tim sepak bola lokal di Buenos Aires.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Paus Fransiskus adalah penggemar berat San Lorenzo, sebuah tim sepak bola lokal di Buenos Aires.

Ia beruntung dapat selamat usai menderita pneumonia parah, kendati menjalani operasi untuk mengangkat sebagian paru-parunya.

Operasi itu membuatnya rentan di sepanjang hidupnya.

Sebagai seorang pria lanjut usia, ia juga menderita rasa sakit di lutut kanannya, yang ia sebut sebagai “aib fisik”.

Baca juga:

Saat masih muda, Bergoglio pernah bekerja sebagai penjaga klub malam dan penyapu lantai, sebelum lulus sebagai seorang ahli kimia.

Di sebuah pabrik lokal, ia bekerja dekat dengan Esther Ballestrino, yang mengkampanyekan penentangan terhadap kediktatoran militer Argentina.

Esther disiksa, dan tubuhnya tak pernah ditemukan.

Bergoglio lalu memutuskan menjadi seorang Yesuit, belajar filsafat, dan mengajar sastra serta psikologi.

Ditahbiskan sebagai imam sepuluh tahun kemudian, ia mendapat promosi jabatan dengan cepat, menjadi kepala provinsi untuk Argentina pada 1973.

Ragam tuduhan

Beberapa orang merasa bahwa Bergoglio tak cukup melakukan banyak hal menentang para jenderal rezim militer Argentina yang brutal.

Ia bahkan dituduh terlibat dalam penculikan dua imam oleh militer selama Perang Kotor Argentina, sebuah periode ketika ribuan orang disiksa, dibunuh, atau hilang dari tahun 1976 hingga 1983.

Kedua imam tersebut disiksa namun akhirnya ditemukan hidup—dalam kondisi terbius berat dan setengah telanjang.

Paus Fransiskus menyapa pendahulunya, Paus Emeritus Benediktus XVI, dalam sebuah Misa Kepausan pada 2014.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Paus Fransiskus menyapa pendahulunya, Paus Emeritus Benediktus XVI, dalam sebuah Misa Kepausan pada 2014.

Bergoglio menghadapi tuduhan karena gagal memberitahu pihak berwenang bahwa pelayanan mereka di daerah miskin telah didukung oleh Gereja.

Jika benar, hal ini telah membuat mereka menjadi sasaran regu pembunuh.

Bergoglio membantah secara tegas tuduhan ini. Dia bersikeras bahwa dirinya bekerja di balik layar untuk membebaskan mereka.

Saat ditanya mengapa ia tidak berbicara, Bergoglio dilaporkan mengatakan bahwa itu terlalu sulit.

Paus Yohanes Paulus II mengangkat Jorge Mario Bergoglio sebagai Uskup Agung Buenos Aires pada1998.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Paus Yohanes Paulus II mengangkat Jorge Mario Bergoglio sebagai Uskup Agung Buenos Aires pada1998.

Sebenarnya—pada usia 36 tahun—ia mendapati dirinya dalam kekacauan yang akan menguji pemimpin yang paling berpengalaman sekalipun. Ia tentu saja membantu banyak orang yang mencoba melarikan diri dari negara itu.

Ia juga memiliki perbedaan pendapat dengan sesama Yesuit yang memandang bahwa Bergoglio kurang tertarik pada teologi pembebasan—sintesis antara pemikiran Kristen dan sosiologi Marxis yang berusaha untuk menumbangkan ketidakadilan.

Ia, sebaliknya, lebih memilih bentuk dukungan pastoral yang lebih lembut.

Terkadang, hubungan mereka dibatasi oleh keterasingan. Ketika ia awalnya ingin menjadi Paus pada 2005, beberapa Yesuit menghela napas lega.

Pria dengan selera sederhana

Bergoglio diangkat menjadi Uskup Pembantu Buenos Aires pada 1992 dan kemudian menjadi Uskup Agung.

Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya jadi kardinal pada 2001 dan ia menduduki posisi di pelayanan sipil Gereja, yaitu Kuria.

Ia membangun reputasi sebagai seorang pria dengan hidup yang sederhana. Bergoglio menghindari banyak kemewahan yang biasa dimiliki oleh seorang pejabat gereja senior.

Ia biasa menggunakan pesawat dengan kelas ekonomi dan lebih suka mengenakan jubah hitam seorang imam—ketimbang jubah merah dan ungu yang menjadi warna kebesaran di posisi barunya.

Baca juga:

Dalam khotbah-khotbahnya, ia menyerukan inklusi sosial dan mengkritik pemerintah yang gagal memperhatikan orang-orang termiskin dalam masyarakat.

“Kita hidup di bagian dunia yang paling tidak setara,” katanya, “yang tumbuh paling pesat, namun paling sedikit mengurangi penderitaan.”

Sebagai Paus, ia berupaya keras untuk memulihkan keretakan selama seribu tahun antara Gereja Katolik dengan Gereja Ortodoks Timur.

Pengakuan itu, untuk pertama kalinya sejak Skisma Besar pada 1054, ditunjukkan dengan hadirnya Patriarkh Konstantinopel dalam pelantikan Uskup Roma yang baru.

Paus Fransiskus mempertemukan Presiden Israel, Shimon Peres (kiri) dan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk berdoa bagi perdamaian pada 2014.

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Paus Fransiskus mempertemukan Presiden Israel, Shimon Peres (kiri) dan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk berdoa bagi perdamaian pada 2014.

Fransiskus bekerja sama dengan umat Anglikan, Luteran, dan Metodis serta mampu membujuk Presiden Israel dan Palestina bergabung dengannya berdoa untuk perdamaian.

Setelah serangan oleh kelompok milisi Muslim, ia mengatakan bahwa tidaklah benar untuk mengidentifikasi Islam dengan kekerasan.

“Jika saya berbicara tentang kekerasan Islam, maka saya juga harus berbicara tentang kekerasan Katolik,” ungkapnya.

Baca juga:

Secara politik, ia beraliansi dengan klaim pemerintah Argentina atas Kepulauan Falkland, dengan mengatakan dalam sebuah kebaktian: “Kami datang untuk berdoa bagi mereka yang telah gugur, putra-putra tanah air yang berangkat untuk membela ibu mereka, tanah air, untuk mengklaim negara yang menjadi milik mereka.”

Dan, sebagai seorang Amerika Latin yang berbahasa Spanyol, ia memberikan layanan penting sebagai mediator ketika pemerintah AS menuju rekonsiliasi bersejarah dengan Kuba.

Sulit untuk membayangkan seorang Paus Eropa memainkan peran diplomatik yang begitu penting.

Paus Fransiskus bertemu dengan mantan Presiden Fidel Castro selama kunjungannya ke Havana pada 2015.

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Paus Fransiskus bertemu dengan mantan presiden Cile, Fidel Castro, dalam kunjungannya ke Havana pada 2015.

Seorang tradisionalis

Di banyak ajaran Gereja, Paus Fransiskus adalah seorang tradisionalis.

Menurut Monsignor Osvaldo Musto, yang pernah belajar di seminari bersamanya, ia “sama kerasnya dengan Paus Yohanes Paulus II… tentang eutanasia, hukuman mati, aborsi, hak untuk hidup, hak asasi manusia, dan selibat bagi para imam”.

Paus Fransiskus mengatakan bahwa Gereja seharusnya menerima orang tanpa memandang orientasi seksual mereka, namun menegaskan bahwa adopsi oleh pasangan gay adalah bentuk diskriminasi terhadap anak-anak.

Ada kata-kata hangat yang diucapkan Paus Fransiskus mendukung beberapa bentuk persatuan sesama jenis untuk pasangan gay, tetapi Paus tidak mendukung penyebutannya sebagai pernikahan.

Ini, katanya, akan menjadi “upaya untuk menghancurkan rencana Tuhan”.

Paus Fransiskus melambaikan tangan kepada kerumunan orang di Manila saat berkunjung ke Filipina.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Paus Fransiskus melambaikan tangan kepada kerumunan orang di Manila saat berkunjung ke Filipina.
Lewati Whatsapp dan lanjutkan membaca

Akun resmi kami di WhatsApp

Liputan mendalam BBC News Indonesia langsung di WhatsApp Anda.

Klik di sini

Akhir dari Whatsapp

Tak lama setelah menjadi Paus pada 2013, ia ikut serta dalam pawai anti-aborsi di Roma—menyerukan hak-hak bayi yang belum lahir “sejak saat konsepsi”.

Ia meminta para dokter kandungan untuk menggunakan hati nurani mereka dan mengirimkan pesan ke Irlandia—saat negara itu mengadakan referendum tentang topik ini—memohon kepada orang-orang di sana untuk melindungi mereka yang rentan.

Ia menentang penahbisan perempuan, dengan menyatakan bahwa Paus Yohanes Paulus II telah sekali dan untuk selamanya menutup kemungkinan tersebut.

Dan, meskipun pada awalnya ia tampak mengizinkan penggunaan kontrasepsi untuk mencegah penyakit, ia memuji ajaran Paulus VI tentang masalah ini—yang memperingatkan bahwa itu bisa mereduksi perempuan menjadi alat kepuasan pria.

Pada 2015, Paus Fransiskus mengatakan kepada masyarakat di Filipina bahwa kontrasepsi melibatkan “penghancuran keluarga melalui perampasan anak-anak”.

Bukan ketiadaan anak itu sendiri yang ia lihat sebagai hal yang sangat merusak, tetapi keputusan sengaja untuk menghindar dari mereka.

Menangani pelecehan anak

Tantangan terbesar bagi kepausan Fransiskus datang dari dua sisi: dari mereka yang menuduhnya gagal menangani pelecehan anak dan dari kritikus konservatif yang merasa bahwa ia sedang mengurangi kekuatan iman.

Secara khusus, mereka mengacu pada langkah-langkah Paus yang memungkinkan umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi untuk menerima Komuni.

Kaum konservatif juga menggunakan isu pelecehan anak sebagai senjata dalam kampanye mereka yang telah berlangsung lama.

Pada Agustus 2018, Uskup Agung Carlo Maria Viganò, mantan Nunsius Apostolik untuk AS, menerbitkan deklarasi perang sepanjang 11 halaman.

Viganò merilis surat yang menjelaskan serangkaian peringatan yang disampaikan kepada Vatikan mengenai perilaku mantan kardinal, Thomas McCarrick.

McCarrick diduga telah menjadi pelaku pelecehan berantai yang menyerang baik orang dewasa maupun anak-anak.

Paus, kata Viganò, telah menjadikan McCarrick sebagai “penasihat terpercaya” meskipun mengetahui bahwa ia sangat korup. Solusinya jelas, kata Vigano: Paus Fransiskus harus mengundurkan diri.

“Jaringan homoseksual ini,” klaim Uskup Agung itu, “bertindak di bawah kedok kerahasiaan dan berbohong dengan kekuatan tentakel gurita… dan mencekik seluruh Gereja.”

Pertengkaran yang terjadi ini mengancam Gereja. McCarrick akhirnya dicopot jabatannya pada Februari 2019, setelah diselidiki oleh Vatikan.

Paus Fransiskus bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada tahun 2023

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Paus Fransiskus bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada tahun 2023.

Selama pandemi Covid, Paus Fransiskus membatalkan jadwal rutinnya di Lapangan Santo Petrus—untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Sebagai contoh penting dari kepemimpinan moral, ia juga menyatakan bahwa vaksinasi adalah kewajiban universal.

Pada 2022, ia menjadi Paus pertama dalam lebih dari satu abad yang memakamkan pendahulunya—setelah Paus Emeritus Benediktus wafat pada usia 95 tahun.

Pada saat itu, ia juga memiliki masalah kesehatannya sendiri—dengan beberapa kali dirawat di rumah sakit.

Namun, Fransiskus bertekad untuk melanjutkan upayanya mempromosikan perdamaian global dan dialog antar-agama.

Pada 2023, ia melakukan ziarah ke Sudan Selatan, memohon kepada para pemimpin negara tersebut untuk mengakhiri konflik.

Ia menyerukan penghentian “perang yang absurd dan kejam” di Ukraina, meskipun ia membuat masyarakat Ukraina kecewa karena tampaknya menerima pesan propaganda Rusia yang mengatakan bahwa mereka diprovokasi untuk melakukan invasi.

Setahun kemudian, ia memulai perjalanan ambisius ke empat negara, dua benua; dengan berhenti di Indonesia, Papua Nugini, dan Singapura.

Paus Fransiskus berpose dengan model burung merpati perdamaian saat berkunjung ke Meksiko.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Paus Fransiskus berpose dengan model burung merpati perdamaian saat berkunjung ke Meksiko.

Jorge Mario Bergoglio naik takhta Santo Petrus dengan tekad untuk melakukan perubahan.

Akan ada beberapa orang yang lebih menginginkan pemimpin yang lebih liberal, dan para kritikus akan menunjukkan kelemahannya dalam menghadapi warisan penyalahgunaan seksual oleh oknum-oknum imam di institusi tersebut.

Namun, ia benar-benar mengubahnya.

Ia mengangkat lebih dari 140 kardinal dari negara-negara non-Eropa dan mewariskan kepada penerusnya sebuah Gereja yang jauh lebih berwawasan global daripada gereja yang diwarisinya.

Dan, untuk memberi contoh, ia adalah Paus sederhana yang memilih untuk tidak tinggal di Istana Apostolik Vatikan—lengkap dengan Kapel Sistina—tetapi di blok modern di sebelahnya yang dibangun oleh Paus Yohanes Paulus II sebagai rumah tamu.

Ia percaya bahwa banyak hal-hal hanya akan menjadi kesia-siaan dan kesombongan.

“Lihatlah burung merak,” katanya, “ia indah jika dilihat dari depan. Tapi jika dilihat dari belakang, kamu akan menemukan kebenarannya.”

Ia juga berharap bisa mengguncang institusi Gereja, meningkatkan misi bersejarah Gereja dengan menyingkirkan pertikaian internal, berfokus pada kaum miskin, dan mengembalikan Gereja kepada masyarakat.

“Kita perlu menghindari penyakit rohani dari Gereja yang terbungkus dalam dunianya sendiri,” katanya tak lama setelah pemilihannya.

“Jika saya harus memilih antara Gereja yang terluka yang turun ke jalanan dan Gereja yang sakit dan menarik diri, saya akan memilih yang pertama.”

Tinggalkan Balasan