KUBET – ‘Seorang kakek yang melepas jubah keagamaannya’ – Sosok Paus Fransiskus di mata umat Muslim dan Katolik di Indonesia

‘Seorang kakek yang melepas jubah keagamaannya’ – Sosok Paus Fransiskus di mata umat Muslim dan Katolik di Indonesia

Keterangan video, Paus Fransiskus: ‘Seorang kakek yang melepas jubah keagamaannya’ dan bapak reformasi gereja
‘Seorang kakek yang melepas jubah keagamaannya’ – Sosok Paus Fransiskus di mata umat Muslim dan Katolik di Indonesia

Sosok Paus Fransiskus yang sederhana menghadirkan ikatan emosional bagi umat Katolik dan Islam di Indonesia. Bagaimana Paus Fransiskus dikenang oleh warga Indonesia yang mayoritas muslim?

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024 lalu menorehkan kenangan mendalam bagi seorang Muslim, Anna Nur Awalia, dan pengaut Katolik, Amanda Kusumo.

Saat berjumpa Paus Fransiskus tujuh bulan lalu, tangis haru Anna tak terbendung. Pidatonya di hadapan Paus ramai dibahas di media sosial kala itu.

Banyak pujian yang tersemat di kolom komentar, namun ada juga barisan komentar yang menyudutkannya.

“Ada yang bilang setelah itu harus baca dua kalimat syahadat lagi,” ungkap Anna kepada wartawan BBC News Indonesia.

Ada pula yang bilang kalau tangis haru Anna waktu itu dilebih-lebihkan.

“Saya haru karena saya mengingat kembali perjuangan para pegiat edukasi, mereka memperjuangkan hak siswa dan guru,” Anna menjelaskan.

Anna merupakan anggota Scholas Occurrentes, gerakan pendidikan kepemudaan yang diinisiasi oleh Paus Fransiskus.

Bagi Anna, organisasi itu membuatnya mengenal Paus Fransiskus lebih dekat.

“Beliau adalah sosok pemimpin yang melepas jubah keagamaannya, dia percaya bahwa perubahan dan kebaikan itu ada di tangan generasi muda,” jelas Anna.

garis

BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

garis

“Kebanyakan pemimpin kan ingin melanjutkan warisan itu ke keluarganya atau ke usia yang sama, tidak dengan Bapa Paus Fransiskus.”

Anna menggambarkan sosok Paus Fransiskus yang sederhana dan menyebutnya sebagai seorang kakek sebagai teman bicara yang setara.

Anna mendapat kabar buruk dari rekan-rekannya di Scholas Occurrentes dua bulan lalu ketika kondisi kesehatan Paus menurun.

“Kami diminta mengirim video untuk menyemangatinya,” tambah Anna.

Anna merupakan seorang ibu, guru, dan dosen di Buton, Sulawesi Tenggara.

Baginya, Paus Fransiskus yang tersenyum sambil menunjukkan jempolnya ketika ia berpidato di katedral tujuh bulan lalu adalah memori yang akan dia ceritakan kepada anaknya nanti tentang pesan toleransi antar umat beragama.

Amanda

Sumber gambar, Dok. Amanda dan Komsos KWI

Keterangan gambar, Amanda (kiri) menunjukkan rosario yang diberikan Paus Fransiskus, Anna (kiri) menangis haru saat berpidato di Katedral.

Sambil menitikan air mata, Amanda Kusumo, ibu dua anak dan karyawan swasta, bercerita bahwa saat Paus Fransiskus datang, Amanda sejak dini hari sudah duduk di dalam bus antar kota di Bekasi.

Dia membawa anak bontotnya yang baru berusia tiga bulan menuju Kedutaan Besar Vatikan, mengantre di ruas jalan bersama para ibu lainnya.

Mereka kala itu menanti mobil yang membawa Paus Fransiskus keluar dari gedung kedutaan.

Amanda mendapat kesempatan untuk mendekati mobil yang membawa Paus.

Dari ruas jalan di depan kedutaan, Abigail, anak Amanda yang berusia tiga bulan kala itu mendapat bekat dari Paus Fransiskus.

“Itu rasanya seperti ‘membeku’ momennya sebentar, tapi Tuhan izinkan kami untuk mendapat berkat dari Paus Fransiskus,” ungkap Amanda.

Baca juga:

Kala itu Paus memberikan permen dan rosario dan mengucapkan satu kalimat dalam bahasa Inggris “Siapa namanya?”

Lalu Amanda menjawab, “Abigail.” Paus lalu tersenyum.

Amanda memiliki ikatan emosinal terhadap Paus Fransiskus sehingga merasa kehilangan ketika mendengar kabar bahwa Paus Fransiskus telah tiada.

“Mungkin sebagian orang bilang saya lebay tapi saya merasa terikat karena ajarannya, dia disebut sebagai bapak reformasi dalam gereja.”

Amanda lalu menambahkan bahwa ajaran itulah yang dia anut dalam kehidupan sehari-hari, seperti pesan terakhir Paus Fransiskus dalam perayaan Paskah.

“Bapa Paus berpesan untuk mengasihi sesama dan jangan menindas.”

Amanda masih membutuhkan waktu untuk pulih dari duka, sambil bertanya-tanya: “Siapa yang akan menggantikan sosok Paus Fransiskus? Setidaknya visi dan misinya sama, atau kalau tidak mungkin bisa lebih baik.”

Video produksi: Silvano Hajid dan Dwiki Marta

Tinggalkan Balasan