‘Bapa Paus mengajak kita untuk mencintai perdamaian’ – Umat Katolik di Indonesia mendoakan Paus Fransiskus

Sumber gambar, Antara Foto
Umat Katolik di Indonesia menggelar Misa Requiem, atau Misa Arwah, sebagai penghormatan dan doa untuk keselamatan Paus Fransiskus yang meninggal awal pekan ini. Misa ini menjadi momen refleksi sekaligus wujud solidaritas spiritual dengan umat Katolik di seluruh dunia yang berduka atas kepergian Paus.
Dalam suasana khidmat dan duka, umat Katolik di Jakarta hingga Jayapura, Papua, bersatu dalam doa.
Mereka mengenang jasa dan keteladanan pemimpin tertinggi Gereja Katolik tersebut.
Selama ini Paus Fransiskus dikenal dengan semangat kesederhanaan, cinta kasih, dan perhatiannya terhadap kaum marginal dan lingkungan hidup.
Di Jayapura, Papua, Misa Requiem mendoakan arwah pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus, digelar di Katedral Kristus Raja, Kamis (24/04).
Akhir dari Paling banyak dibaca
Acara ini dihadiri umat paroki serta umat Katolik dari penjuru kota.
Dalam khotbahnya, Uskup Jayapura, Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai You, menyampaikan rasa duka mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus.
Dia juga mengenang jasa dan dedikasinya selama memimpin Gereja Katolik dalam 12 tahun.
Uskup Mgr. Dr. Yanuarius Theofilus Matopai You mengajak umat di Tanah Papua untuk melanjutkan semangat pelayanan dan keberanian moral yang diwariskan oleh Paus Fransiskus.
“Dalam kepergiannya, kita tidak hanya berduka, tetapi juga dipanggil untuk melanjutkan warisan iman yang beliau tinggalkan,” ujarnya.
Misa Requiem ini ditandai dengan penyalaan lilin, doa-doa, dan lagu-lagu liturgi.
Di depan altar, sebuah foto Paus Fransiskus dihiasi bunga putih dan merah—diapit dua lilin—melambangkan duka dan pengharapan akan kehidupan kekal.

Sumber gambar, Muhammad Ikbal Asra
Salah satu umat Katolik di Jayapura, Elizabeth, berkata ajaran Paus Fransiskus yang sangat mengena baginya adalah “peduli pada sesama dan gigih dalam menyebarkan perdamaian”.
“Paus berkata pada umat Katolik di Gaza, ‘Jangan takut, saya menyertaimu’. Itu pesan [Paus] yang saya ingat sampai sekarang,” ujar Elizabeth.

Sumber gambar, Muhammad Ikbal Asra
Sementara itu, Suster Yakoba menuturkan pesan moral yang dia ingat dari Paus Fransiskus adalah “Bapa Paus mengajak kita untuk mencintai perdamaian”.
Selain itu, lanjutnya, Paus Fransiskus juga mengajak umatnya untuk “mencintai kesatuan, saling menghormati, saling menghargai, dan jaga lingkungan supaya alam Papua tetap lestari”.

Sumber gambar, Muhammad Ikbal Asra
Di Nusa Tenggara Timur, ratusan warga menggelar doa bersama untuk Paus Fransiskus yang berlangsung di Patung Kristus Raja Kota Maumere Kabupaten Sikka, Kamis (24/04) malam.
Perayaan Ekaristi yang dipimpin Pater Andreas Yobe berlangsung khidmat, diikuti oleh ratusan generasi muda Katolik di Maumere.
Usai misa, mereka berjalan sambil membawa lilin dan berdoa di depan foto Paus Fransiskus.
Selain orang muda Katolik, sejumlah anak-anak pun datang untuk memberi penghormatan kepada Paus Fransiskus dengan mamasang lilin dan berdoa bersama

Sumber gambar, Arnold Welianto
Sementara itu, ribuan umat Katolik memadati kawasan Gereja Katedral Jakarta untuk mengikuti Misa Requiem.
Mereka tak hanya berasal dari Jakarta, tapi juga daerah-daerah lainnya.
Salah satu umat Katolik dari Tangerang, Alvina, mengatakan bahwa misa ini merupakan “penghormatan terakhir” kepada Paus Fransiskus.

Sumber gambar, Antara Foto
“Kenapa ikut Misa Arwah, menurut saya sebagai penghormatan terakhir kepada Bapa Paus Fransiskus, juga sebagai bentuk mengungkapkan rasa syukur kita Bapa Paus sudah memimpin kita dan Gereja Katolik selama bertahun-tahun,” jelas Alvina.
Bernadete Erni, umat Katolik lainnya yang jauh-jauh datang dari Banjarnegara, mengatakan Misa Requiem ini sangat penting karena pada momen inilah saat-saat terakhir dirinya “mempersembahkan citanya pada Paus”.
“Jadi apa pun saya usahakan ke sini,” ujar Erni.

Sumber gambar, BBC News Indonesia
Sementara Marta, warga Bekasi, mengatakan antusiasme umat Katolik yang turut dalam Misa Requeim di Katedral Jakarta menandakan “Bapa Paus terlalu banyak yang mencintai dia”.
Kendati tak dapat beribadah di dalam gereja dan harus lesehan di halaman Katedral Jakarta, Marta bilang: “Yang penting di sini kita bisa ngelihat dari layar, enggak apa-apa. Kita sudah senang kok.”
Ribuan siswa doa bersama di Solo
Sehari sebelumnya, sekitar 1.000 siswa sekolah dasar (SD) Pangudi Luhur St Timotius, Solo di Jawa Tengah, mengikuti Misa Arwah untuk Paus Fransiskus di Gereja St Antonius Purbayan, Solo, Rabu (23/04).
Selain sebagai bentuk penghormatan, siswa diajak untuk meneladani sikap kesederhanaan Paus Gereja Katolik ke-266.
Pada Rabu (23/04) pagi, mereka berjalan dari sekolah menuju gereja,yang berjarak sekitar 200 meter.
Tampak di barisan depan, dua pelajar berseragam putih merah itu membawa foto Paus Fransiskus berukuran besar. Di depannya terdapat siswi yang menabur bunga di sepanjang jalan.
Setibanya di dalam gereja, seribuan pelajar dari sekolah yang berada di bawah naungan Bruder FIC itu langsung duduk di kursi kayu.

Sumber gambar, Fajar Sodiq
Foto Paus Fransiskus itu kemudian diletakkan di samping kanan altar gereja. Karangan bunga terlihat menghiasi di sekitar foto tersebut diletakkan.
Selain itu juga terdapat foto Paus Fransiskus yang berukuran lebih kecil di sisi kiri altar.
Para siswa ini juga membawa bunga kertas warna ungu dan putih. Dalam ritus Katolik, warna ungu dan putih merupakan simbol duka.
Pukul 07.45 WIB, Misa Requiem untuk mengenang dan mendoakan Paus dengan nama lahir Jorge Mario Bergoglio itu dimulai.
Para bocah tampak khusyuk mengikuti ibadat yang dipimpin Romo Antonius Bagas Prasetya Adi Nugraha SJ.
Kepala Sekolah SD Pangudi Luhur St Antonius, Marsono Adi menjelaskan kegiatan misa arwah yang diikuti para siswa merupakan rangkaian puncak ritus setelah kabar wafatnya Paus Fransiskus pada Senin (21/4) lalu.

Sumber gambar, Fajar Sodiq
Sebelumnya pihak sekolah telah memberikan materi literasi mengenai sosok Paus Fransiskus kepada semua siswa.
Tidak hanya itu, para guru juga memberikan materi terkait tata cara untuk menentukan siapa pengganti Paus berikutnya melalui pertemuan dalam konklaf.
“Karena sudah punya literasi, maka hari ini kita mengenang, mendoakan bahwa Paus secara khusus sambil kita mengadakan prosesi perarakan tadi di gereja,” tambahnya.
Menurut Marsono, pihak sekolah sejak awal mengagendakan kegiatan misa bersama siswa pada hari pertama masuk sekolah usai libur Paskah serta doa bersama untuk memperingati ulang tahun sekolah.
Namun rencana itu pun diubah setelah meninggalnya Paus Fansiskus yang berasal dari Argentina itu sehingga kegiatan bisa ditambah dengan ibadat misa arwah untuk mendoakan pemimpin Gereja Katolik itu.

Sumber gambar, Fajar Sodiq
“Kemudian ini kan ada pergeseran. Kemarin saat perayaan Paskah itu pakaiannya belum putih-putih, akhirnya [sekarang] jadi putih-putih karena Bapa Paus meninggal.”
“Kalau di agama Katolik itu [warna) putih dan ungu itu bagian dari warna-warna duka. Maka akhirnya ada perarakan ini,” ujar dia.
Selain untuk mendoakan arwah Paus pertama dari ordo Yesuit yang terplih menjadi takhta Santo Petrus, kegiatan misa arwah tersebut juga untuk mengajak para siswa untuk menanamkan sikap berempati.
Dia menyebutkan jumlah siswa yang mengikuti misa arwah di Gereja St Antonius Purbayan itu mencapai 1.025 peserta dari semua murid SD Pangudi Luhur St Timotius, Solo.
“Memang yang utama (menggelar misa arwah) Paus Fransiskus untuk mengajak anak berempati ketika ada situasi duka, apa yang harus kalian lakukan, apa yang harus kita lakukan, kita usahan di suasana duka begitu,” katanya.
Sementara itu, Koordinator SD Pangudi Luhur Solo, Bruder Andrias Purwanto FIC mengatakan tujuan anak-anak diajak ke gereja untuk mengikuti misa arwah sebagai bagian untuk memberikan penghormatan kepada mendiang Paus Fransiskus.
Rangkain tersebut diawali dengan melakukan arak-arakan dari sekolah menuju gereja sambil membawa foto Paus yang berukuran besar dan diiringi dengan lagu berkabung dari tim koor sekolah.
“Rangkaian dimulai dengan perarakan membawa visualisasi gambar Paus supaya anak-anak bisa dalam perjalanan sambil mendoakan dan juga akhirnya memang puncaknya di dalam gereja dalam ekaristi.”
“Lalu, didoakan di sana disatukan dengan intensi-intensi yang ada, tujuannya sederhanya agar dalam kesatuan seluruh gereja bersama-sama mendoaan Paus Fransiskus kita. Ini keterlibatan anak-anak menjadi bagian yang tak terpisahkan dari gereja,” kata dia.

Sumber gambar, Fajar Sodiq
Liputan mendalam BBC News Indonesia langsung di WhatsApp Anda.
Klik di sini
Akhir dari Whatsapp
Andrias mengungkapkan dengan mengajak semua siswa SD Pangudi Luhur St Timotius, Solo mengikuti misa arwah diharapkan mereka dapat meniru dan meneladani ajaran yang selalu diajarkan Paus Fransiskus semasa hidup, seperti menerapkan nilai-nilai kesederhanan dan kedamaian.
Bahkan, ajaran yang menjunjung kesederhaan dan kedamaian itu juga menjadi materi khotban yang disampaikan Romo Antonius Bagas Prasetya Adi Nugraha SJ di depan seribuan siswa.
“Untuk nilai-nilai dalam khotbah romo sudah bagus sekali diringkas dalam dua hal. Yang pertama soal kesederhaan, bagaimana menghayati hidup sederhana dalam kehidupan sehari-hari.”
“Meskipun sesungguhnya anak-anak itu mampu untuk berbuat yang bisa dilihat wah, tapi anak-anak diajak untuk sederhana, bagaimana Paus Fransiskus juga sederhana,” ujar dia.
“Lalu yang kedua, tentang kedamaian. Paus kita sangat memperhatikan atau mengajak seluruh umat manusia untuk mengupayaka kedamaian maka [Paus] bisa dikatakan pejuag perdamaian.
Jadi anak-anak diajak bagaimana, di manapun berada itu bisa membawakan kedamaian untuk orang-orang yang disekitarnya, mulai dari teman-teman, bapak ibu guru, orang tua dan kepada orang yang dijumpainya,” imbuhnya.

Sumber gambar, Fajar Sodiq
Siswa kelas VI SD Pangudi Luhur St Timotius, Dinda Maheswari Putri Setiawan merupakan salah satu siswa yang mengikuti misa arwah untuk mendoakan Paus Fransiskus.
Saat misa arwah yang dipimpin romo gereja tersebut berlangsung, ia mengaku sedih. Kesedihan itu tak hanya dirasakan oleh dirinya tetapi juga umat Katolik lainnya di seluruh dunia.
“Kepergian Paus Fransiskus itu bikin umat Katolik sedih,” ucapnya.
Dia menilai sosok Paus Fransiskus penuh dengan nilai-nilai kebaikan. Selain selalu mengedepankan sikap sederhana, Paus yang berusia 88 tahun itu juga menerapkan nilai-nilai sederhana dan saling tolong menolong sehigga bisa menjadi suri tauladan bagi umat Katolik seperti dirinya.
“Bapa Paus itu punya sikap rendah hati, saling menolong sesama. Sikapnya itu sederhana banget buat kita sehingga sika itu bisa untuk meneladani buat kita dan kepergiannya itu bikin kita sedih,” kata dia.
Hal senada juga diungkpkann siswa SD Pangudli Luhur St Timotius, Solo lainnya, Fabian Lintang Aldian.
Siswa kelas VI itu mengaku mengikuti semua rangkaian ritus yang diselenggarakan sekolah untuk memberikan penghormatan kepada Paus Fransiskus.
“Kegiatan tadi untuk merayakan ekaristi untuk mendoakan arwah Paus Fransiskus yang hari Senin lalu dipangil Tuhan,” ujarnya.
Mengenai sosok Paus Fransiskus, ia mengungkapkan bahwa pemimpin Gereja Katolik itu mengajarkan tentang kesederhanaan selama menjadi Paus.
“Ya teladannya itu membawa kedamaian, kemudian kesederhaan. Meninggalnya Bapa Paus kita turut sedih tapi juga bersuka cita karea Paus Fransiskus bertemu kembali dengan Tuhan,” kata dia.
Setelah semua prosesi misa arwah di gereja yang terletak di Jalan Arifin No 1, kampung Baru, Solo selesai, kemudian para siswa kembali melakukan arak-arakan untuk kembali ke sekolahnya.
Mereka kembali membawa foto Paus Fransiskus yang sebelumnya diletakkan di depan altar gereja.
Iring-iringan itu diawali dengan salah seorang siswa yang membawa tongkat salib yang kemudiaan diikuti siswi pembawa bunga tabur. Dua siswa tampak membawa foto Paus Fransiskus berukuran besar.
Setibanya di sekolah, foto Paus itu pun diletakkan di dekat halaman sekolah. Karangan bunga tampak diletakkan di depan foto tersebut.
Wartawan Muhammad Ikbal Asra di Jayapura, Arnold Welianto di Maumere, dan Fajar Sodiq di Solo, berkontribusi untuk liputan ini.