Siapa Mohammed Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza yang diklaim tewas dalam serangan Israel?

Sumber gambar, Reuters
- Penulis, Yahya Kanakrieh
- Peranan, BBC Arabic
- Melaporkan dari Reporting from Jordan
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengeklaim Mohammed Sinwar tewas dalam serangan militer Israel pada Rabu (28/05).
Mohammed Sinwar adalah adik mendiang pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.
Setelah Yahya Sinwar wafat, Mohammed Sinwar diyakini sebagai pemimpin Hamas di Gaza sehingga dia menjadi salah satu “orang yang paling dicari” Israel.
Sejauh ini, Hamas belum mengonfirmasi klaim Netanyahu soal kematian Mohammed Sinwar.
Siapa Mohammed Sinwar?
Mohammed Sinwar diyakini sebagai salah satu komandan Hamas yang masih hidup dan memiliki peran kunci dalam pengambilan keputusan di Gaza, terutama setelah Yahya Sinwar wafat.
Akhir dari Paling banyak dibaca
Yahya Sinwar, yang disebut-sebut sebagai perancang utama serangan pada 7 Oktober 2023 dan memicu serangan besar-besaran Israel ke Gaza, dibunuh pasukan Israel pada Oktober 2024 lalu.
Serangan Israel juga telah menewaskan Mohammed Deif, komandan sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam.
Mohammed Sinwar dianggap sebagai salah satu pemimpin militer paling terkemuka di Brigade Izzuddin al-Qassam dan memiliki pengaruh yang sangat luas di Jalur Gaza.

Sumber gambar, MOHAMMED ABED/AFP via Getty Images
Mohammed Sinwar juga diyakini memiliki peran kunci dalam pengambilan keputusan terkait perjanjian pembebasan senjata.
Namanya dikaitkan dengan penculikan tentara Israel, Gilad Shalit, dan punya peran militer penting di Gaza saat ini.
Kematiannya—jika terkonfirmasi—berpotensi mempersulit upaya mediasi gencatan senjata yang digelar Amerika Serikat dan negara-negara Arab.
Mohammed Sinwar memegang posisi kepemimpinan keamanan dan memiliki hubungan dekat dengan abangnya, Yahya Sinwar.
Kedekatan ini membuatnya berpotensi menjadi salah satu kandidat penerus Yahya Sinwar sebagai pemimpin Hamas setelah kematiannya.
Selama bertahun-tahun, Israel dilaporkan setidaknya lima kali menargetkan Mohammed Sinwar dalam serangan militernya.
Namun semua upaya tersebut dikabarkan gagal.
Minimnya informasi mengenai Mohammed Sinwar dari sumber-sumber Arab dan Palestina disebabkan oleh posisi militernya yang rahasia dan kecenderungannya untuk beroperasi secara diam-diam.
Hal ini disampaikan oleh seorang jurnalis Palestina yang berbicara kepada BBC.
Inilah beberapa hal yang kami ketahui tentang dirinya.
Adik Yahya Sinwar
Mohammed Sinwar lahir pada 1975 di Khan Younis, Gaza. Pada saat itu, Yahya telah berusia 13 tahun.
Keluarga mereka mengungsi dari sebuah desa dekat Ashkelon ke Khan Younis yang berlokasi di Gaza selatan pada 1948.
Pada 1991, Mohammed Sinwar dipenjara selama sembilan bulan di Penjara Ketziot di Israel karena “dicurigai terlibat aktivitas teroris”.
Menurut salah satu media di Israel, The Jerusalem Post, kepercayaan diri dan Mohammed tumbuh seiring intensitas serangan Hamas terhadap Israel yang meningkat sejak 2000.

Sumber gambar, Anadolu via Getty
Sebagai ‘adik Yahya’, reputasi Mohammed semakin kokoh selama Yahya mendekam di penjara Israel.
Mohammed Sinwar menjalin hubungan erat dengan para komandan lapangan yang kemudian menjadi tokoh kunci Hamas dan bekerja bahu-membahu dengan mereka.
Tokoh-tokoh yang dimaksud mencakup Mohammed Deif, Saad al-Arabid, dan tokoh lain yang terlibat dalam pengembangan kemampuan militer Hamas, demikian menurut surat kabar The Jerusalem Post.
Pejabat militer Israel mengatakan Mohammed Sinwar adalah salah satu yang bertanggung jawab dalam aksi penculikan tentara Israel, Gilad Shalit, pada 2006.
Penculikan itu memicu pembebasan abangnya, Yahya, dari penjara dalam sebuah kesepakatan pertukaran tahanan.
Kala itu, Shalit yang diculik akhirnya dibebaskan, ditukar dengan 1.027 warga Palestina yang ditahan Israel.
Selama puluhan tahun, Mohammed hidup secara sembunyi-sembunyi demi menghindari penangkapan atau pembunuhan oleh pasukan keamanan Israel.
‘Si Manusia Bayangan’
Mohammed Sinwar dikenal dengan julukan ‘Si Manusia Bayangan’ atau ‘The Shadow Man’.
Julukan ini ia dapatkan karena selama puluhan tahun, ia bekerja secara terselubung dan hidup dalam persembunyian demi menghindari penangkapan atau pembunuhan oleh pasukan keamanan Israel.
Seiring dengan pengalaman operasional yang ia kumpulkan, Mohammed Sinwar memainkan peran kunci dalam strategi militer Hamas.
Banyak orang tidak mengenal Mohammed Sinwar sampai sebuah video dirilis oleh militer Israel pada 2023.
Video tersebut menunjukkan Mohammed bepergian dengan mobil melalui terowongan bawah tanah Hamas di Jalur Gaza, yang menjadi salah satu bukti visual langka mengenai keberadaannya di mata publik.

Sumber gambar, ACK GUEZ/AFP via Getty Images
‘Lebih kejam dari Yahya’
Sumber-sumber militer Israel yang dikutip oleh The Jerusalem Post menggambarkan Mohammed Sinwar sebagai sosok yang “lebih kejam” daripada abangnya, Yahya.
“Anda tidak akan menemukan peristiwa besar dalam perkembangan militer Hamas selama 25 tahun terakhir tanpa partisipasi Mohammed Sinwar,” demikian pernyataan yang menggambarkan perannya.
“Dia menjabat sebagai komandan Khan Younis, sebuah posisi berpangkat tinggi, dan bahkan para komandan yang menggantikannya pun tunduk pada pengaruhnya.”
“Penting untuk dipahami bahwa dia adalah perwakilan Mohammed Deif di lapangan, berbicara dengan para pejuang serta komandan brigade dan batalyon, yang meningkatkan pengaruhnya.”

Sumber gambar, MAHMUD HAMS/AFP via Getty Images
Negosiasi sandera dan tahanan
Mohammed Sinwar adalah sosok yang sangat krusial dalam negosiasi sandera dan tahanan antara Hamas dan Israel.
Media Arab dan Israel melaporkan bahwa pembicaraan terakhir yang bertujuan mencapai gencatan senjata di Gaza “tidak sepenuhnya gagal”.
Namun Mohammed Sinwar, “yang ikut campur dalam negosiasi ini, telah menunjukkan posisi yang lebih garis keras daripada mendiang abangnya, Yahya Sinwar,” menurut laporan media tersebut.
Selain itu, laporan media juga menyebutkan bahwa Mohammed terlibat langsung dalam “negosiasi dengan Israel mengenai pembebasan sandera Israel dan tahanan Palestina,” menunjukkan perannya yang aktif dalam diplomasi di balik layar.
Keterlibatannya yang mendalam dalam operasional Hamas juga terlihat dari perannya yang besar dalam pembangunan terowongan di Gaza, infrastruktur vital yang digunakan oleh Hamas.
Membangun kembali Hamas
Menurut The Wall Street Journal, Mohammed Sinwar “membangun kembali gerakan (Hamas) dengan merekrut pejuang baru di Jalur Gaza, mendorong Israel menuju perang gesekan.”
Surat kabar itu melaporkan “Hamas menderita pukulan telak tahun lalu setelah pembunuhan Yahya Sinwar, namun perang yang masih berkecamuk di Jalur Gaza menciptakan generasi pejuang baru”.
Hamas kemudian memenuhi Gaza “amunisi baru” yang digunakan dalam pertempuran yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Sumber gambar, EPA
Mengomentari hal ini, surat kabar tersebut mengutip Mayor Jenderal Purnawirawan Israel, Amir Avivi, yang menyatakan, “kampanye rekrutmen dan pertempuran yang terus-menerus di bawah kepemimpinan Mohammed Sinwar adalah tantangan baru bagi Israel.”
Avivi juga mencatat bahwa “laju regenerasi Hamas lebih cepat daripada laju penghapusannya oleh tentara Israel.”
Amir Avivi menegaskan bahwa Mohammed Sinwar “mengendalikan segalanya” dan merupakan “jangkar upaya kebangkitan Hamas.”
Avivi juga menyatakan bahwa setelah pembunuhan Yahya Sinwar, para pejabat gerakan tersebut di luar negeri memutuskan untuk “membentuk dewan kepemimpinan kolektif alih-alih menunjuk ketua baru, tetapi para pejuang Hamas di Gaza tidak mematuhinya dan kini beroperasi secara independen” di bawah kepemimpinan Mohammed Sinwar.