KUBET – Lima rahasia di balik cara merapikan barang ala Marie Kondo

Lima rahasia di balik cara merapikan barang ala Marie Kondo

Marie Kondo

Sumber gambar, Getty Images

  • Penulis, Beverley D’Silva
  • Peranan, BBC Culture

Buku terlarisnya, ‘The Life Changing Magic of Tidying Up’, menjadi fenomena global yang mengubah cara pandang orang tentang hal sepele yakni merapikan barang atau berbenah. Marie Kondo sang pakar decluttering atau praktik minimalisme di rumah, membagikan rahasia di balik metode KonMari yang ia ciptakan.

Pada Oktober 2014 lalu, jagat maya hingga media cetak mulai membicarakan seorang penulis perempuan asal Jepang dengan perawakan tenang dan kharismatik.

Muncul sebuah pertanyaan, mengapa bukunya yang mengulas topik sederhana, merapikan rumah menjadi viral?

Buku pertama Marie Kondo terjual lebih dari 14 juta kopi.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Buku ‘The Magic of Tidying Up’ membicarakan tentang bagaimana seseorang terlalu banyak memiliki barang dan pengaruhnya terhadap kehidupan.

Dalam sebuah ulasan, Marie Kondo digambarkan sebagai ‘pengasuh zen’.

Penulis ulasan itu mulai mempertanyakan sifat obsesifnya terhadap benda, lalu menyingkirkan benda-benda itu, hingga akhirnya terkumpul dua kantong besar dari rumahnya.

Muncul pula pertanyaan bernada sinis “Dapatkah kita menganggap Marie Kondo serius?” Itu diperkuat dengan judul ulasan yang mengejek: Kissing Your Socks Goodbye, atau ciuman terakhir untuk kaos kakimu.

Tidak ada yang akan menduga kegemparan dan diskusi serius yang akan dipicu oleh buku tersebut, “The Life-Changing Magic of Tidying Up“–serta ketenaran global yang akan didapatkan oleh penulisnya, Marie Kondo.

Buku ini bertahan di daftar buku terlaris versi The New York Times selama 150 minggu, telah diterjemahkan ke dalam 44 bahasa, dan terjual lebih dari 14 juta eksemplar (dalam angka penjualan yang sama dengan ‘The Hitchhiker’s Guide to the Galaxy’ karya Douglas Adams dan ‘Long Walk to Freedom’ karya Nelson Mandela).

Ketika buku ini diterbitkan di AS dan Inggris, Kondo sudah menjadi bintang di negara asalnya, Jepang, tempat buku ini telah diterbitkan pada tahun 2011.

Pada usia 40 tahun, ia tetap menjadi ratu berbenah yang tak terbantahkan. Dengan sederet buku terlaris, serial TV-Netflix yang sukses, ratusan konsultan yang terlatih dalam Metode KonMari-nya, kekayaan bersih Marie Kondo diperkirakan mencapai US$8 juta. Istilah ‘meng-kondo’ bahkan telah menjadi sebuah kata kerja.

Jadi apa yang mendasari kesuksesan luar biasa buku terlaris Kondo?

garis

BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

garis

Dengan subjudul ‘Seni Jepang dalam Menyingkirkan Barang dan Mengorganisir’, buku ini merupakan sebuah karya yang indah karena dirancang dengan selera tinggi, dengan teks yang luas dan tanpa ilustrasi.

Buku ini dengan rapi menyuling ide-ide unik Kondo dan pengalamannya dalam merapikan sesuatu yang telah ‘menyihirnya’ sejak berusia lima tahun.

Menurut pengakuannya sendiri, ia adalah seorang ‘fanatik kebersihan’, dan ‘berdedikasi untuk merapikan dan menjelaskan cara merapikan sampai tingkat yang sangat ekstrem’.

Marie Kondo

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Marie Kondo dalam sebuah acara televisi di AS.
Lewati Whatsapp dan lanjutkan membaca

Akun resmi kami di WhatsApp

Liputan mendalam BBC News Indonesia langsung di WhatsApp Anda.

Klik di sini

Akhir dari Whatsapp

Kondo menggunakan kisah hidupnya untuk mengenalkan filosofinya.

Dia menceritakan bagaimana setelah membaca The Art of Discarding karya Nagisa Tatsumi, sebuah buku terlaris di Jepang, membuat dirinya mulai menyingkirkan barang-barang lalu melihat transformasi yang terjadi dengan aturan utama: merapikan harus dilakukan sebagai ‘acara khusus’, hanya sekali dilakukan dan harus sempurna.

“Jika Anda merapikan sekaligus, daripada sedikit demi sedikit, Anda dapat secara dramatis mengubah pola pikir Anda,” tulisnya.

Metode KonMari mengajarkan bahwa ruang yang rapi adalah pikiran yang rapi, sebuah ide yang didukung oleh penelitian ilmiah.

Libby Sander, asisten profesor Perilaku Organisasi, Bond University, menulis, “Penelitian menunjukkan bahwa kekacauan dan kekumuhan memiliki efek kumulatif pada otak kita. Otak kita menyukai keteraturan, dan pengingat visual yang konstan tentang kekacauan menguras sumber daya kognitif kita, mengurangi kemampuan kita untuk fokus.”

Efek merapikan juga meluas ke tidur: mereka yang tidur di kamar tidur yang berantakan lebih cenderung mengalami masalah tidur, termasuk kesulitan tidur dan terganggu di malam hari.

Merapikan berdasarkan kategori adalah aturan yang harus ditaati dalam urutan ketat seperti mengkategorikan pakaian, buku, kertas, barang-barang lain, dan yang paling sulit; barang-barang sentimental.

Dia menyarankan untuk menumpuk semua pakaian Anda dalam satu tumpukan, tetapi sekarang mengizinkan subkategori (misalnya, jaket, celana panjang). Nadanya tegas tetapi ringan dan menyenangkan: membuat merapikan barang menjadi lebih menyenangkan.

Dia tidak pernah lelah menceritakan peristiwa dramatis yang melahirkan aturan ‘sparks joy’ miliknya. Hal itu terjadi akibat sesi merapikan yang begitu intens sehingga membuatnya pingsan.

Setelah sadar, dia mendengar sebuah suara dalam hatinya berkata, “lihatlah barang-barang tersebut dengan cermat dan seksama”.

Alih-alih mencari alasan untuk membuang suatu barang, Anda harus bisa menemukan alasan untuk menyimpannya.

“Memutuskan apa yang harus disimpan berdasarkan apa yang membangkitkan kegembiraan dari hati Anda,” tulisnya. Itu merupakan bagian terpenting dari seni merapikan barang.

Popularitas meroket

Pada 2015 popularitas Marie Kondo semakin meroket. Dia dinobatkan sebagai salah satu dari 100 Orang Paling Berpengaruh oleh majalah Time, dan dijuluki ‘Kepala Pengorganisasian’.

Aktris Jamie Lee Curtis memujinya sebagai ‘Marie Poppins modern’ dan merekomendasikan buku Marie Kondo itu dengan menyebut “Untuk siapa saja yang kesulitan mengatasi barang dalam kehidupan masyarakat yang serba berkecukupan.”

Majalah Elle menyebut bahwa buku itu telah menginspirasi sebuah gerakan, dengan orang-orang membuang setengah dari harta benda mereka dalam mencari pencerahan.

Marie Kondo

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Bagian tersulit dari KonMari adalah merelakan barang-barang yang memiliki nilai sentimentil.

Sebenarnya, ide untuk menulis buku itu bukan berasal dari Kondo, melainkan dari seseorang yang berada dalam daftar tunggu yang panjang untuk mendapatkan layanan merapikan barang.

Tanpa pengalaman menulis, pada awal tahun 2010, di usia 24 tahun, dia mengikuti kursus pelatihan penerbitan buku. Kursus ini mengadakan kontes proposal buku, dan Kondo memenangkan hadiah pertama. Salah satu juri kontes, Tomohiro Takahashi, sangat terkesan sehingga dia mengajukan penawaran dan memenangkan hak untuk menerbitkan buku pertama Kondo (dan sejak saat itu menjadi editornya).

Dia mengatakan bahwa dia yakin Kondo akan terkenal, dan dia merasakan energi misterius di sekitarnya yang belum pernah dia rasakan pada orang lain.

Energi itu terlihat jelas dalam panggilan video dengan BBC. Kondo tersenyum, sopan, bersemangat untuk memahami dan menjawab pertanyaan, berbicara cepat dalam bahasa Jepang, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh penerjemahnya.

Rumahnya rapi, dengan perabotan minimalis, gorden putih, dan beberapa tanaman berdaun panjang. Dia mengenakan sweter gading, rambutnya yang berkilau dipotong pendek rapi, dan seperti biasa gestur tangannya begitu ekspresif.

Lima belas tahun kemudian, bagaimana perasaannya tentang dampak buku berjudul ‘The Life Changing Magic of Tidying Up‘?

Dia menjawab, “Tingkat kesuksesan [yang dicapai] membuat saya tercengang…saya selalu percaya pada kekuatan dan manfaat merapikan barang.”

Kondo menambahkan ketika dirinya menjadi perbincangan internasional, dia terkejut bahwa ide yang dipaparkan ternyata diikuti banyak orang di dunia.

Dia telah menerima setidaknya 1.000 surel sehari, dengan foto-foto rumah dari pembacanya yang sudah ‘ter-Kondo-kan’.

Kondo bilang itu memuaskannya, apalagi saat tahu bahwa orang-orang mengalami perubahan dengan kehidupan yang lebih teratur.

Baca juga:

Di laman daring miliknya, dia menulis tentang mendengarkan ‘energi’ dari suatu benda; ketika Anda merasakan ada ‘sensasi geli’ atau ‘ching’ (suara yang Kondo buat), itu berarti Anda dapat menyimpan barang tersebut. Atau dia mengikuti ritual, seperti mengetuk garpu tala pada kristal, dan mengayunkannya di sekitar kepalanya untuk menyerap apa yang dia sebut ‘getaran sonik’ yang memiliki kekuatan menyembuhkan dan memberi dia energi untuk mengatur ulang.

Metode-metode yang tampaknya ‘magis’ ini terkait kembali dengan masa lalunya sebagai penjaga kuil, dari usia 18 hingga 22 tahun, di sebuah kuil Shinto di Jepang.

Agama Shinto berkaitan dengan energi atau roh suci dari segala sesuatu, dan cara hidup yang benar; dan seorang penjaga kuil (atau miko) adalah seorang pendeta perempuan muda yang melakukan tugas-tugas seperti pembersihan ritual kuil, dan melakukan tarian suci Kagura.

“Ada tiga pilar KonMari yang dapat saya kaitkan kembali ketika saya menjadi penjaga kuil,” katanya.

“Pertama adalah memurnikan segala sesuatu–sebuah kuil harus dijaga kemurniannya, yang mirip dengan merapikan. Kedua adalah rasa syukur–di kuil, Anda mengucapkan terima kasih atas apa yang telah Anda terima.”

Dia mengucapkan terima kasih kepada suatu ruangan sebelum membereskannya, dan menyarankan untuk memberikan rasa syukur kepada benda-benda, baik itu komputer, atau sepatu Anda.

“Pilar ketiga adalah refleksi; berada di kuil memberi Anda ruang untuk bernapas dan mendengarkan pikiran Anda,” ungkap Kondo.

Lima rahasia Kondo

Ensiklopedia Gaya Hidup Akihiro Miwa

Saya membaca buku ini saat berusia 20 tahun. Buku ini menggambarkan sebuah ruangan yang didekorasi dengan imajinasi yang luar biasa: lantai tatami ditutupi dengan kain seperti karpet, pemutar piringan hitam dan kabinet dicat merah muda dan dihiasi dengan pita. Itu luar biasa, sulit dipercaya itu adalah kamar bergaya Jepang yang kecil. Miwa menulis bahwa tidak perlu pindah atau menghabiskan banyak uang untuk tinggal di rumah yang indah dan bergaya; Anda dapat mengubah ruang Anda dengan kebijaksanaan dan kecerdikan Anda sendiri. Kata-kata itu sering kali mendorong saya ketika saya hampir menyerah pada rumah impian saya.

Kuil Shinto

Saya bekerja sebagai penjaga kuil di sebuah kuil di Tokyo dari usia 18 hingga 22 tahun. Pekerjaan saya adalah membantu membersihkan kuil dan memberikan omamori (jimat Jepang) kepada para pengunjung. Saya percaya bahwa waktu saya di kuil mengajarkan saya pentingnya memurnikan suatu ruang, dan nilai dari menunjukkan rasa syukur.

Seni Membuang oleh Nagisa Tatsumi

Buku ini, diterbitkan pada tahun 2000, dan sejumlah besar buku Jepang lainnya serta artikel majalah tentang merapikan yang saya baca di Jepang, dari masa kecil hingga usia 20-an, memberi saya dampak yang besar.

Meja tulis antik Inggris

Saya menyukai barang antik Inggris. Saya memperoleh barang pertama saya ketika saya masih mahasiswa, sebuah meja tulis yang dibeli di sebuah toko barang antik di Tokyo. Saya menyukai ukurannya yang kecil, kayu yang mengkilap, dan ukirannya yang bergelombang.

Melalui pengalaman keindahan dan kehangatan buatan tangan dari benda-benda bersejarah seperti inilah saya mengembangkan kepekaan untuk merasakan kegembiraan dari sebuah benda.

Budaya otaku Jepang

Kakak laki-laki saya adalah seorang otaku, penggemar manga (komik atau novel grafis Jepang), anime (animasi Jepang yang digambar tangan dan diolah di komputer), dan gim video. Saya mengagumi cara dia dapat sepenuhnya membenamkan dirinya dalam sesuatu yang dia sukai. Mungkin kebanggaan saya menjadi seorang tidying otaku berasal dari rasa hormat saya terhadap budaya otaku Jepang.

Merapikan barang adalah bisnis besar

Kesuksesan itu bergantung pada hasil, seperti ribuan foto dan video ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ merapikan ruangan yang menunjukkan kekacauan dan kekumuhan berubah menjadi surga ketenangan.

Acara realitasnya, ‘Tidying Up With Marie Kondo’ menampilkan transformasi tersebut, di mana sosok Kondo yang mungil di awal episode selalu tertutupi oleh tumpukan kekacauan, pakaian, dan benda lainnya.

Kondo segera menata semuanya dengan senjata rahasia seperti yang diungkap dalam sebuah ulasan, bahwa dia lebih fokus pada solusi dan saran, bukan menghakimi. Marie Kondo memberikan pemahaman tentang budaya konsumerisme yang berlebihan daripada mencari siapa yang salah.

Diluncurkan pada 1 Januari 2019, serial Netflix meningkatkan jangkauan global Kondo, dan tentu pengaruhnya. Toko amal di Inggris dan AS melaporkan lonjakan donasi, dan toko-toko mengalami penjualan barang-barang penyimpanan yang memecahkan rekor, ketika pelanggan bergegas untuk bergabung dengan gerakan merapikan ala Marie Kondo.

Marie Kondo

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Marie Kondo dalam sebuah diskusi di acara Climate Forward.

“Popularitas Marie Kondo yang menunjukkan cara terbaik untuk ‘membersihkan’ rumah Anda telah memberikan pengaruh besar pada pelanggan kami,” kata seorang juru bicara dari toserba John Lewis di Inggris.

Pada September 2023, kegiatan merapikan rumah mulai mendapat perhatian politik ketika Kondo bergabung dengan tokoh-tokoh seperti Bill Gates dan Al Gore di acara Climate Forward.

Dia diundang untuk menjawab pertanyaan ‘apakah membereskan rumah dapat menyelamatkan dunia?’ dan berbagi pemikirannya tentang konsumsi berlebihan, dia mengulangi pesan hidupnya: “Berhentilah untuk hanya membeli barang-barang yang Anda sukai dan butuhkan.”

Ketika dia dikritik karena menambah tumpukan sampah dengan menjual produk melalui laman daring miliknya, dia menjawab: “Barang-barang tertentu memang memberi kita kebahagiaan dan dapat memberi kita energi. Saya benar-benar percaya pada energi yang dapat diberikan oleh suatu barang.”

Bagaimana perasaannya disebut sebagai “guru merapikan barang yang mengubah pandangan tentang gaya hidup minimalis?”

Dia berhenti sejenak lalu menjawab, “Saya tidak yakin bisa menerima pujian itu, saya pikir meskipun setiap gerakan memiliki ideologinya sendiri, ada ide dan tujuan bersama, fakta bahwa orang-orang mengambil langkah ke arah itu sangatlah indah.”

Sebenarnya, merapikan barang adalah bisnis besar, dengan industri organisasi rumah tangga bernilai $15,2 miliar pada tahun 2023, dan diperkirakan akan tumbuh pada tingkat 4,7% antara tahun 2024 dan 2031.

Kini, Marie Kondo sedang menulis sebuah buku tentang budaya Jepang saat ini. “Filosofi dan metode saya sangat dipengaruhi sejarah dan budaya Jepang, dan menulisnya akan menjadi latihan bagi saya untuk mengeksplorasi dan memahami hubungan tersebut.”

Kondo menikah dengan Takumi Kawahara, CEO perusahaannya, dan pasangan ini memiliki tiga anak. Sejak kelahiran anak ketiga mereka, seorang putra, pada 2021 lalu, dia memiliki lebih sedikit waktu untuk merapikan.

Baru-baru ini, Kondo mengatakan kepada Sky News: “Saya tidak sempurna, tidak akan pernah bisa sempurna,” dan mengakui kepada The Telegraph: “Rumah saya berantakan [karena] sekarang saya memiliki anak-anak.”

Marie Kondo

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Wadah pengorganisasian barang laku keras setelah serial tentang Marie Kondo tayang di Netflix.

“Saya menyadari bahwa saya tidak punya waktu seperti dulu ketika saya bisa merapikan barang dengan sempurna.”

Kondo menambahkan, “Anda tidak selalu dapat mempertahankan ruangan yang sempurna pada saat tertentu.”

Namun dia telah menemukan kebenaran dalam aforisme bahwa anak-anak Anda mengajarkan Anda cara hidup: “Saya bertanya pada diri sendiri, ‘Apa yang membangkitkan kegembiraan dalam hidup saya?’, dan jawaban saya ada tepat di depan saya.”

Tinggalkan Balasan